BONDOWOSO -
Di Kabupaten Bondowoso, mimpi mengembangkan potensi desa melalui pariwisata perlahan memudar. Sejumlah destinasi wisata desa kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Selain tidak terawat dan sepi kunjungan, beberapa fasilitasnya bahkan sudah rusak parah.
Ambil contoh Wisata Rawa Indah Almour di Desa Alas Sumur, Kecamatan Pujer, Bondowoso. Tempat ini awalnya adalah rawa atau sumber air yang dikelola penuh semangat oleh pemuda desa. Dengan kerja keras, mereka menyulapnya menjadi lokasi rekreasi yang menjanjikan. Berbagai wahana sempat berdiri, mulai dari flying fox, kolam renang, homestay, kolam ikan, hingga resto dengan suasana pedesaan yang asri.
Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi wisata ini semakin tidak terawat. Puncaknya, Almour terpaksa ditutup pada akhir tahun 2024 lalu.
Digerus Waktu dan Minim Dukungan
Menurut Muhammad Walid, Pengurus BUMDes Alas Sumur, tutupnya wisata desa Almour bukan tanpa sebab. Ia menyebut, kemunculan sejumlah wisata baru di sekitar wilayah tersebut membuat kunjungan ke Almour terus menurun drastis.
"Kami tidak bisa lagi bertahan. Kunjungan terus turun, sehingga kami tidak mampu lagi membayar gaji karyawan untuk melakukan perawatan rutin," keluh Walid.
Kini, para pengurus BUMDes menaruh harapan besar pada Pemerintah Daerah. Mereka memohon perhatian dan uluran tangan, tidak hanya untuk pengembangan fasilitas agar bisa kembali beroperasi, tetapi juga dalam sektor promosi wisata yang harusnya digencarkan. Mereka percaya, dengan dukungan promosi yang kuat, Almour dan destinasi lainnya bisa kembali bernapas.
Nasib Destinasi Lain yang Senasib
Nasib Rawa Indah Almour hanyalah salah satu cerminan. Di Bondowoso, banyak destinasi desa lain yang juga berada di ujung tanduk, di antaranya Tasnan, Rengganis Glingseran, dan sejumlah destinasi desa lainnya. Mereka semua kini menunggu perhatian, berharap mimpi pariwisata desa tidak tinggal kenangan.
Editor : JTV Jember




















