SURABAYA - Endry Sutjiawan, seorang warga yang tinggal di kawasan wisata Bukit Mas, Surabaya, mengadu ke pihak berwajib setelah mengalami teror dan penghinaan yang dilakukan oleh Ronald Tantoyo. Kericuhan antara keduanya dimulai ketika Ronald, yang sedang mengantar anaknya ke sekolah, memarkir mobil di depan rumah Endry.
Ketegangan meningkat saat Endry menegur Ronald untuk memindahkan mobil, yang kemudian berujung pada pertikaian. Meski telah dilerai oleh warga sekitar, masalah berlanjut ketika Ronald mengirimkan pesan ancaman dan penghinaan lewat WhatsApp.
"Pelaporan atas kasus penghinaan, pengancaman, teror dan pencemaran nama baik, terlapor juga sempat memukul dan melontarkan kata-kata kasar melalui WhatsApp yang tidak mencerminkan seorang wali murid dari sekolahan terkenal," ungkap Endry, Kamis (6/11/2024).
Pasca kejadian tersebut, Ronald tidak berhenti melakukan teror terhadap Endry. Selain melalui pesan WhatsApp, dalam video yang direkam oleh Endry, Ronald juga tampak mendatangi rumahnya dan mengajak bertikai.
Akibat perbuatan tersebut, Endry merasa terancam baik secara fisik maupun psikis. Dalam laporan yang diajukan ke Polrestabes Surabaya, Endry berharap aparat kepolisian dapat menindaklanjuti kasusnya dengan serius agar pelaku tidak terus melakukan tindakan yang merugikan dan mengganggu kenyamanan serta keselamatannya.
Endry juga menambahkan bahwa dirinya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polda Jatim, dengan pasal penganiayaan sebagai bagian dari laporan. Ia meminta agar aparat kepolisian segera memanggil pelaku untuk dimintai keterangan dan agar kasus ini tidak berlarut-larut.
"Sudah ada laporan, tapi terlapor ini masih terlihat bisa keluar dengan bebas, dan menggunakan handphone dengan leluasa" ungkap Endry.
Endry berharap agar aparat kepolisian segera menangani kasus ini untuk memberikan rasa aman kepada dirinya dan mencegah terulangnya peristiwa serupa. Polisi diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada warga dari tindakan teror yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan mental seseorang.(Dewi Imroatin/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe