Simulasi penanganan kebakaran kapal penyeberangan dilakukan di Selat Bali, Selasa, 16 September 2025. Simulasi ini bagian dari Kampanye Keselamatan Pelayaran khususnya di lintas penyeberangan Ketapang, Banyuwangi-Gilimanuk, Jembrana. Kegiatan ini juga sebagai rangkaian peringatan hari Perhubungan Nasional.
Kampanye Keselamatan Pelayaran ini diprakarsai PT. Dharma Lautan Utama (DLU) bersama stake holder terkait. Mulai KSOP, KPLP, Basarnas, Satpolairud, TNI AL, ASDP, BPTD, BMKG, Gapasdap dan pihak-pihak terkait lainnya. Kegiatan ini juga dihadiri Direktur Pengawasan Laut dan Pelayaran Kementerian Perhubungan RI Capt. Hendri Ginting dan Anggota DPR RI Bambang Haryo Sukartono.
Dalam simulasi ini, KMP. Wicitra Dharma II sedang berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk. Dalam perjalanan kru kapal melihat kepulan asap dari salah satu kendaraan yang berada digeladak. Sejumlah anak buah kapal (ABK) segera berusaha memadamkan api dengan APAR. Saat yang sama, perwira kapal melaporkan kejadian itu ke KSOP.
Api ternyata terus membesar. Asap tebal mengepul dari kapal yang memuat penumpang dan sejumlah kendaraan tersebut. Sejumlah penumpang tampak mengenakan life jacket. Sejumlah penumpang tampak terjun ke laut. Beberapa diantaranya ada yang langsung naik ke life raft yang telah terbuka.
Atas koordinasi KSOP melalui alat radio komunikasi, seluruh pihak terkait segera menuju lokasi KMP Wicitra Dharma yang terbakar. Ada RIB Basarnas, Patkamla, Kapal KPLP dan Satpolairud, dan tug boat pemadam kebakaran.
Masing-masing instansi berbagi tugas. Ada yang menyelamatkan penumpang yang telah terjun ke laut. Ada yang berusaha memadamkan api yang ada di dalam kapal. Dengan kordinasi yang baik peristiwa tersebut berhasil ditangani dengan baik.
Direktur Pengawasan Laut dan Pelayaran Kementerian Perhubungan RI Capt. Hendri Ginting mengatakan. Kampanye keselamatan merupakan bagian upaya untuk menyadarkan semua stake holder terhadap pentingnya keselamatan pelayaran dan pentingnya latihan untuk menjaga kemampuan setiap ada insiden. bisa terbakar, tubrukan dan lain-lain.
Dia menyebut, simulasi ini adalah bentuk latihan untuk menunjukkan kesiapsiagaan seluruh unsur maritim. Seperti tampak dalam simulasi, semua unsur bersama-sama menyelamatkan.
Dia berharap selain latihan dan kesiapsiagaan, semua stake holder pelayaran harus benar-benar memastikan semuanya dalam keadaan baik. Kelaiklautan kapal, prosedur, semuanya dijalankan.
Diapun memuji konsistensi PT DLU dalam menjalankan latihan dan kesiapsigaan Keselamatan Pelayaran. Menurutnya, perusahaan tersebut sudah sering menerima penghargaan.
"Dharma Lautan Utama merupakan contoh dan role model. Dan di kapal bisa dilihat bagaiman video keselamatan pada saat penumpang naik dan semuanya melayani yang menunjukkan semua yang di atas harus siap siaga dan ready," katanya.
Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono mengatakan, semua perusahaan pelayaran sebenarnya rutin melakukan simulasi. Sebab itu merupakan standarisasi keselamatan. Kapal-kapal di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk juga secara rutin melakukan latihan. Utamanya di malam hari. Sebab dilintasan yang menghubungkan Jawa dengan Bali ini malam hari adalah peak time.
"Sering melakukan simulasi yang melibatkan para penumpang. Dan simulasi tidak boleh diketahui oleh penumpang, simulasi dilakukan mendadak. Dan itu selalu dilakukan DLU, saya yakin perusahan lain juga begitu," tegas pria yang juga owner PT DLU ini.
Dijelaskannya, aturan keselataman di transportasi laut terutama Ferry dan angkutan penumpang yang ada di Indonesia itu sudah lebih dari cukup. Regulasi yang diterbitkan pemerintah bahkan lebih hebat dari negara lain di dunia. Karena di Indonesia semua perusahaan pelayaran domestik melakukan sesuai standarisasi internasional yaitu Solas Safety of Life At Sea (SOLAS) yang meratifikasi International Maritim Organization. Sistem manajemen keselamatannya pakai aturan International Safety Management Code. Di Indonesia juga ada Biro Klasifikasi.
Di kapal milik DLU, lanjutnya, menyajikan video keselamatan kepada penumpang saat baru naik. Dalam video dijelaskan berbagai hal tentang keselamatan. Hal ini menurut Bambang Haryo Soekartono tidak ada di IMO dan SOLAS.
"Ini satu-satunya di dunia. Makanya mendapatkan penghargaan MURI. Ini akhirnya dijadikan satu standar oleh Kementerian Perhubungan untuk bisa dilakukan oleh siapa saja (Kapal). Jadi akhirnya standar kita jauh diatasnya IMO," pungkasnya.
Handoko Khusumo
Editor : JTV Banyuwangi