Merasa tidak enak hati sering kali membuat kita sulit untuk menolak permintaan orang lain.
Padahal, terus-menerus mengalah demi menyenangkan orang lain justru dapat berdampak buruk bagi diri sendiri.
Keinginan untuk selalu membahagiakan orang lain ini jika dibiarkan dapat memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
Selain itu, dengan terus-menerus mengalah, kita juga kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi diri sendiri dan mencapai tujuan pribadi.
Baca Juga : Kunci Hidup Tenang: Strategi Menjaga Pikiran dan Hati agar Damai
Pertama, sifat people pleaser sering membuat seseorang mengorbankan dirinya demi kepentingan orang lain.
Kebiasaan ini bisa mengurangi rasa percaya diri dan membuat seseorang merasa kurang berharga.
Dengan selalu mengutamakan perasaan orang lain, kita secara tidak sadar menempatkan kebutuhan diri di urutan terakhir.
Baca Juga : Perbedaan Kurang Tidur atau Hanya Mengantuk, Ketahui Ciri-cirinya
Hal ini bisa menghambat potensi diri karena kita cenderung tidak tegas dalam menetapkan batasan.
Kedua, saat kita terlalu fokus pada ekspektasi orang lain, ada beban mental tambahan yang harus ditanggung.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa berujung pada gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Baca Juga : Stop Jadi People Pleaser! Saatnya Utamakan Diri Sendiri
Karena itu, melatih diri untuk mengatakan “tidak” saat diperlukan adalah bentuk penghargaan terhadap kesehatan mental dan fisik kita sendiri.
Alasan lainnya adalah agar kita dapat menjalin hubungan yang lebih sehat. Sifat seperti ini sering kali membuka peluang bagi orang lain untuk mengambil keuntungan atau tidak menghargai batasan pribadi kita.
Ketika kita berani menegaskan batasan, orang lain akan belajar menghormati pilihan dan kebutuhan kita. Ini adalah dasar dari hubungan yang sehat dan saling menghargai.
Baca Juga : Gaya Hidup Zero Waste, Solusi Jangka Panjang untuk Krisis Lingkungan
Pada akhirnya, berhenti menjadi orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain atau sering mengalah bukanlah tanda egois, melainkan tanda bahwa kita mencintai diri sendiri dan menghargai waktu serta energi yang dimiliki.
Ingat, menjadi baik hati tidak harus selalu berarti menuruti keinginan semua orang. Mulailah untuk berani menempatkan kepentingan pribadi dengan bijak, karena kebahagiaan dan kesejahteraan adalah prioritas yang sama pentingnya.
Editor : Khasan Rochmad