SURABAYA - Ajang Porsenijar (Pekan Olahraga, Seni, dan Pembelajaran) PGRI 2025 resmi dimulai. Pembukaan dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, Selasa (23/9/2025).
Ajang ini menjadi momentum penting bagi para guru anggota PGRI se-Jawa Timur untuk menyalurkan bakat, minat, sekaligus mempererat solidaritas melalui kompetisi yang sehat dan bermartabat.
Dalam sambutannya, Kadindik Aries menyampaikan apresiasi tinggi kepada PGRI yang konsisten menghadirkan wadah kegiatan positif bagi para pendidik. Menurutnya, guru bukan hanya sosok yang mengajar di ruang kelas, tetapi juga individu yang perlu menyalurkan potensi di berbagai bidang, termasuk olahraga, seni, dan inovasi pembelajaran.
“Melalui Porsenijar, kita membuktikan bahwa guru bukan hanya pendidik yang profesional, tetapi juga insan yang sehat, kreatif, dan inovatif. Inilah wajah guru Jawa Timur yang berdaya saing,” tegasnya.
Porsenijar PGRI 2025 diikuti oleh para guru dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Berbagai cabang dipertandingkan, mulai dari tenis meja, bulu tangkis, catur, hingga lomba seni dan pembelajaran mendalam. Setiap cabang lomba dirancang bukan sekadar untuk mencari juara, melainkan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, memperkaya pengalaman, serta memperkuat kompetensi guru di era pendidikan yang terus berkembang.
Kadindik Jatim menambahkan bahwa ajang ini memiliki makna strategis dalam upaya membangun ekosistem pendidikan yang menyeluruh.
“Olahraga melatih kedisiplinan dan sportivitas, seni menumbuhkan kepekaan rasa, sementara pembelajaran mendalam mengasah inovasi dan kreativitas. Ketiganya berpadu menjadikan guru lebih utuh sebagai pribadi sekaligus teladan bagi peserta didik dan masyarakat," jelasnya.
Suasana pembukaan berlangsung meriah dengan semangat kebersamaan antar-guru. Momen ini juga menjadi ajang silaturahmi lintas daerah, memperkuat persaudaraan antarpendidik yang tergabung dalam PGRI.
Dengan resmi dibukanya Porsenijar 2025, diharapkan para guru peserta mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya, menjunjung tinggi sportivitas, serta menjadikan ajang ini sebagai ruang belajar bersama. Kadindik Jatim menutup sambutannya dengan pesan inspiratif.
“Bertandinglah dengan jujur, berkaryalah dengan tulus, dan jadikan Porsenijar sebagai wahana untuk memperkuat karakter guru Jawa Timur yang berdaya, berkualitas, dan bermakna,” tutupnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi