KEDIRI - Bandara Dhoho Kediri saat ini menjadi harapan baru terkoneksinya wilayah Selatan Provinsi Jawa Timur dengan cepat dan efisien.Pemerintah diharapkan serius untuk mendukung beroperasinya Bandara Dhoho yang merupakan proyek strategis nasional.
Hadirnya Bandara Dhoho saat ini menjadi penghubung jalur transportasi udara yang cepat, bagi 13 kota dan kabupaten di Jawa Timur. Keberadaan Bandara Dhoho juga bisa mendongkrak sektor ekonomi, pariwisata, dan religi.
Pengamat transportasi Universitas Surabaya Prof. Dr. Ir. Dadang Supriyatno, MT.,IPU.,ASEAN Eng. mengatakan keberadaan Bandara Dhoho sangat strategis untuk membuka jalur transportasi udara di wilayah Selatan Jawa Timur. “Bandara Dhoho ini menambah pilihan moda transportasi udara di Jawa Timur, tidak harus ke Surabaya (Juanda),” jelas Dadang, Jumat (16/052025).
Untuk itu pemerintah wajib mendorong beroperasinya Bandara Dhoho, dengan melakukan pemetaan rute potensial dan menyediakan infrastruktur pendukung bandara.
Baca Juga : Pengamat Transportasi Berharap Pemerintah Serius Mendukung Bandara Dhoho
Ia mencontohkan bagaimana keberadaan Bandara Banyuwangi yang sempat hampir mati karena sepinya penumpang yang berimbas pada minimnya maskapai yang masuk, kini menjadi salah satu bandara yang terus berkembang.
Hal ini setelah pemerintah melalui Kementerian Perhubungan bergerak bersama-sama menghidupkan bandara tersebut. Pemerintah melakukan pemetaan rute yang potensial, sehingga maskapai sebagai pihak swasta tergerak membuka jalur penerbangan di Banyuwangi.
Baca Juga : Banjir Bandang Terjang Mojo Kediri, 1 Warga dan 11 Kambing Hilang
“Selama ini kan urusan (membuka pasar) diserahkan maskapai. Komitmen pemerintah hanya di atas kertas saja, sehingga maskapai berjuang sendiri menciptakan pasar,” kritik Dadang.
Dadang berharap pemerintah mengkaji ulang kembali konsep Bandara Dhoho dengan melibatkan pakar atau akademisi. Sehingga semua persoalan yang menghambat beroperasinya Bandara Dhoho bisa diinventarisir untuk diselesaikan bersama-sama. Termasuk pengaturan wilayah udara di bagian Selatan Jawa Timur yang sebelumnya menjadi area latihan pesawat tempur Lanud Iswahjudi.
“Dibutuhkan intervensi pemerintah pusat untuk duduk bersama seluruh stakeholder dan pakar transportasi, sehingga cita-cita mewujudkan akses transportasi udara di Selatan Jawa Timur bisa terwujud,” tegas Dadang.
Baca Juga : Kecewa Putusan Hakim, Massa Gelar Aksi Tabur Bunga Di Depan Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri
Bandara Dhoho dibangun atas inisiatif dan keberanian PT Surya Dhoho Investama yang merupakan anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. Pembangunan ini murni dilakukan pihak swasta tanpa dukungan anggaran pemerintah sama sekali.
Bandara ini didesain memiliki panjang runway atau landas pacu berukuran 3.300 x 60 meter, apron commercial berukuran 548 x 141 meter, apron VIP berukuran 221 x 97 meter, 4 taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi. Pada sisi darat, bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.
Bandara ini diharapkan membuka rute baru perjalanan umroh dari Kediri ke tanah suci, sehingga layanan penerbangan Umroh bisa lebih cepat dan nyaman. (Beny Kurniawan)
Baca Juga : Kecelakaan Beruntun Libatkan Tiga Truk di Plosoklaten Kediri, Diduga Sopir Mengantuk
Editor : JTV Kediri