KOTA MALANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menilai stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) di wilayah kerja Malang tetap terjaga, di tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar keuangan global. Hal itu di sampaikan kepala OJK Malang Farid Faletehan ( 21/5/2025)
Di Kota Malang sendiri, pada April 2025 terjadi inflasi yoy sebesar 1,49 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,58 pada April 2024 menjadi 108,17 pada April 2025.
Inflasi yoy tersebut utamanya didorong oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 11,09 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,20 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,82 persen.
Sedangkan untuk Penyaluran kredit/pembiayaan perbankan di wilayah kerja OJK Malang menurut Farid sapaan akrabnya, tumbuh 13,18% yoy dari Rp94,36 Triliun (Mar 24) menjadi Rp106,80 Triliun (Mar 25), meningkat 0,96% dari posisi bulan Februari 2025. Sedangkan capaian secara nasional adalah 9,25% yoy.
"Bank Umum Konvensional (BUK) tumbuh 13,16 persen Rp 98,54 T di atas nasional ada 34 BUK, 6 Bank Umum Syariah (BUS), 50 BPR dan 6 BPRS," urai pria yang pernah berdinas sebagai Kepala OJK Provinsi Bangka Belitung ini.
Kepala Ojk malang Farid Faletehan menegaskan, Per 31 Maret 2025, 41,07% kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang ,disalurkan untuk penggunaan modal kerja atau sekitar Rp44,30 T. Rinciannya konsumsi 31,5 persen, investasi 27 persen, modal kerja 41,5 persen.
Untuk modal kerja, proporsinya menurut saya bagus yaitu 41,07 persen kredit/pembiayaan untuk penyaluran modal kerja, Sebagian besar untuk produktif, dan konsumtifnya tidak terlalu besar," terang pejabat kelahiran Blora ini.
Sehingga secara umum kata Farid, untuk seluruh daerah Tingkat II di wilayah kerja OJK Malang mengalami pertumbuhan kredit yang berkisar dari 5,51%-48,02% yoy.
Dengan penyaluran kredit/pembiayaan tertinggi, pertama Kabupaten Malang Rp29,95T(porsi:28,04%) lalu Kota Malang Rp28,33T(porsi:26,52%) dan ketiga Kabupaten Pasuruan Rp17,82T(porsi:16,68%).
Per 31 Maret 2025, 34,69% kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang disalurkan untuk UMKM (Rp37,05 T), non UMKM 65,3 persen," terangnya.
Lalu nominal pertumbuhan kredit/pembiayaan tertinggi adalah Kota Probolinggo Rp3,28T(48,02%yoy), Kota Malang Rp2,98T(11,78%yoy) dan Kabupaten Probolinggo Rp2,15T(20,46%yoy). OJK Malang juga memiliki data bahwa tingkat NPL Gross Terendah adalah Kota Probolinggo 1,28%, Kota Pasuruan 1,70% dan Kabupaten Probolinggo 1,85%.
Adapun untuk Penghimpunan dana pihak ketiga perbankan di Wilayah Kerja OJK Malang tumbuh 3,55% yoy dari Rp97,10 Triliun (Maret 24) menjadi Rp100,55 Triliun (Maret 2025), menurun 0,66% dari Februari 2025. Aset perbankan tumbuh 8,97% yoy dari Rp159,59 Triliun (Mar 24) menjadi Rp173,91 Triliun (Mar 25)," tegas Farid. (Har)
Editor : JTV Malang