SURABAYA - Pemkab Ngawi segera membangun kawasan indutri berbasis agriculture dan furnitur di Kecamatan Widodaren dan Karanganyar. Kawasan industri dibangun dari kawasan hutan produksi milik Perhutani.
Ony Anwar Harsono, Bupati Ngawi usai melakukan MoU dengan PT SIER Rabu siang (11/1/23) menyebut kawasan industri berbasis agriculture dibangun lantaran Ngawi merupakan kabupaten penghasil beras terbesar di Jawa Timur, dengan produksi tahunan mencapai 920 ribu ton per tahun. Sehingga diperlukan kawasan industri khusus yang bisa mengelola hasil pertanian. Mulai padi, pupuk, hingga produk turunannya. Termasuk furnitur, dengan bahan baku hasil dari perkebunan dan kehutanan.
"Ngawi itu, kan, kabupaten dengan produksi beras terbesar di Jatim, bahkan Indonesia. Produksinya selalu tertinggi, meskipun 2022 kemarin turun jadi 890 ribu ton pertahun," ungkapnya.
Rencananya kawasan industri dibangun di atas lahan hutan produksi Perhutani seluas 1200 hektar. Dalam prosesnya, Pemkab Ngawi bekerja sama dengan PT SIER sebagai pengelola kawasan industri, karena dianggap memiliki pengalaman dalam mengelola kawasan industri di Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan. Untuk tahap awal, Maret mendatang akan dilepas 255 hektar lahan Perhutani oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk diserahkan pada Pemkab Ngawi lalu dikelola oleh PT SIER.
Baca Juga : Eksotisme Africa Van Java Baluran Diminati Investor China
Sementara itu, Didik prasetyono Dirut PT SIER menyebut kawasan industri di Ngawi berpotensi menarik investor asing sampai 50 persen. Selebihnya akan didominasi oleh industri pangan dari investor nasional.
"Tapi investor asing tidak menutup kemungkinan kalau kita bisa menyajikan infrastruktur kawasan industri Ngawi yang jauh lebih menjanjikan dari wilayah-wilayah lain. Jadi kekuatan salah satunya adalah kestabilan masyarakat Ngawi yang dikenal sebagai masyarakat rajin."
Sebagai langkah awal, Pemkab Ngawi pun mulai mempelajari tata kelola pengolahan limbah di kawasan industri SIER, termasuk infrastruktur jalan, sumber energi dan alokasi air bersih.
Baca Juga : Kembangkan Produk Ulat Sutra Samia Ramah Lingkungan Tembus Pasar Antar Benua
Ditargetkan proses pembangunan kawasan industri membutuhkan waktu empat tahun. Sehingga diharapkan dengan adanya kawasan industri di Ngawi bisa mendatangkan investor lebih banyak yang bisa mengerek pertumbuhan ekonomi di Jatim. (*)
Reporter: Atiqoh Hasan - Editor: Vita Ningrum