SURABAYA - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh umat Islam di Indonesia menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah dengan semangat syukur, hijrah, dan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam sambutannya, Nasaruddin menekankan bahwa Tahun Baru Islam bukan hanya peringatan historis perjalanan Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, tetapi juga momentum untuk melakukan perjalanan sunyi menuju perbaikan diri.
“Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi berpindah arah: dari gelap ke terang, dari stagnan ke yang tumbuh, dari biasa-biasa saja menjadi luar biasa dalam nilai dan kontribusi,” ujarnya.
Menag juga mengingatkan pentingnya menjadikan Islam sebagai nilai yang hidup dalam keseharian, bukan hanya identitas formal. “Sudahkah kita membawa Islam tidak hanya di kartu identitas, tetapi juga dalam kejujuran, kasih sayang, dan tindakan sehari-hari?” ungkapnya.
Baca Juga : Menag Ajak Umat Sambut Tahun Baru Islam dengan Bersyukur, Berhijrah, dan Berkontribusi
Ia menyoroti kekuatan refleksi dan perenungan dalam menyambut tahun baru hijriah yang datang dalam suasana sunyi dan zikir. “Perubahan besar sering dimulai dari perenungan yang paling dalam,” tuturnya.
Nasaruddin juga mengapresiasi kekayaan tradisi lokal yang turut menyemarakkan Muharram di berbagai daerah, seperti Tabuik di Pariaman dan Grebeg Suro di Jawa. Menurutnya, keberagaman tersebut mencerminkan bagaimana Islam dan budaya lokal saling menguatkan. “Islam yang membumi dan mewangi tanpa kehilangan kemurniannya adalah kekuatan kita,” katanya.
Menutup sambutannya, Nasaruddin mengajak umat Islam memaknai tahun baru ini dengan tiga kata kunci, yakni bersyukur, berhijrah, dan berkontribusi.
Baca Juga : Sambut Tahun Baru 1447 H, Gubernur Khofifah Bersholawat Bersama Masyarakat di Masjid Al Akbar
"Saya mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk menyambut tahun ini dengan tiga kata kunci. Pertama bersyukur, karena kita masih diberikan umur dan kesempatan. Yang kedua berhijrah, karena stagnasi adalah musuh masa depan. Dan yang ketiga adalah berkontribusi, karena iman yang sejati harus tampak dalam tindakan," pungkasnya.
Menag berharap hijrah kali ini bukan hanya berpindah waktu, tetapi juga menjadi pijakan untuk meningkatkan kualitas hidup ke arah yang lebih baik. (*)
Editor : A. Ramadhan