KEDIRI - Tak sekadar kuliah di kelas mahasiswa Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri membawa gagasan besar ke Desa Manggis Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Lewat Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) desa di lereng Gunung Kelud itu kini menjelma menjadi desa penuh inovasi.
Program yang didanai Kemendikbudristek tersebut melibatkan mahasiswa lintas program studi mulai Matematika, Manajemen, Penjas, Bimbingan Konseling hingga Biologi. Selama lima bulan pelaksanaan lebih dari 150 warga terlibat aktif mendukung kegiatan mahasiswa.
Salah satu terobosan mahasiswa adalah menghadirkan konsep “8 Pojok”. Tidak hanya berupa pelatihan sejumlah produk nyata lahir dari program ini di antaranya sempoa dari barang bekas lilin aromaterapi, tas anyaman, peta interaktif wisata, website Desa Manggis, hingga aplikasi 360° berbasis AR/VR untuk memperkenalkan budaya desa ke ranah digital.
Selain itu, mahasiswa juga menginisiasi laboratorium hidup yang menggabungkan literasi, teknologi, ekonomi kreatif, hingga pelestarian budaya. Inovasi ini mendapat apresiasi positif dari warga. “Program ini membuat desa kami lebih maju dan banyak hal baru yang bisa dipelajari,” ungkap Binti salah satu warga Desa Manggis.
Pemerintah desa pun angkat topi. Dhanas Setianur Dwi Sukma Diva, Kepala Urusan Perencanaan Desa Manggis, menilai keterlibatan mahasiswa membuka peluang usaha baru. “Banyak ibu-ibu petani bisa ikut setelah pulang dari sawah. Program ini nyata mendongkrak ekonomi desa,” ujarnya.
Tak hanya soal ekonomi, mahasiswa juga menambah semangat pelestarian sejarah. Anton Sujarwo, tokoh masyarakat Dusun Dorok, mengaku termotivasi untuk terus menjaga koleksi artefak peninggalan Medang hingga Majapahit yang ada di rumahnya. “Kehadiran mahasiswa mendorong masyarakat melestarikan warisan sejarah. Kalau dibuat ruang khusus, bisa jadi wisata edukasi yang mendatangkan manfaat ekonomi,” katanya penuh harap.
Redista Nazriana mahasiswa Pendidikan Matematika UNP Kediri sekaligus penggagas program menjelaskan seluruh kegiatan dirancang sesuai kebutuhan dan potensi desa. “Semua kelompok masyarakat terlibat mulai dari anak-anak, pemuda, hingga ibu rumah tangga. Delapan pojok lahir dari potensi desa ada wisata, kesenian, UMKM hingga literasi. Program ini memberdayakan masyarakat sekaligus melahirkan inovasi digital,” jelasnya.
Dosen pendamping program, Ika Santia, menyebut konsep ini bagian dari gagasan kampus bertajuk Lingkar Desa Cerdas. “Delapan pojok lahir dari potensi Desa Manggis. Ada wisata, kesenian, UMKM, hingga literasi yang masih rendah. Program ini memberdayakan masyarakat sekaligus melahirkan inovasi digital,” ungkapnya.
Kini Desa Manggis bukan lagi sekadar desa biasa. Berkat inovasi mahasiswa UNP Kediri desa ini bertransformasi menjadi panggung inovasi – dari pojok baca hingga pojok budaya dari coding digital hingga pelestarian artefak bersejarah. (Beny Kurniawan)
Editor : JTV Kediri



















