TULUNGAGUNG - Mulai 15 Januari 2025, layanan angkutan perintis DAMRI trayek Tulungagung-Pacitan resmi kembali beroperasi. Dengan dua keberangkatan setiap hari, yakni pada pukul 04.00 pagi dan pukul 16.00 sore, layanan ini menawarkan tarif yang sangat terjangkau, yakni 21 ribu rupiah per penumpang. Keberadaan DAMRI ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, karena selain tarif yang murah, moda transportasi ini juga menawarkan kenyamanan dan keindahan alam selama perjalanan.
Layanan DAMRI tetap beroperasi pada hari minggu, bahkan penumpang cenderung lebih ramai pada hari tersebut dibandingkan hari biasa. Penumpang dapat memantau ketersediaan kursi dan memesan tiket melalui aplikasi DAMRI untuk kenyamanan lebih.
PLT Kabid Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Tulungagung, Aries Prasetyo, menyatakan bahwa layanan DAMRI Tulungagung-Pacitan memiliki banyak peminat, selain karena tarif yang terjangkau, penumpang dapat menikmati pemandangan pesona alam Pantai Selatan sepanjang perjalanan, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang.
“Masyarakat yang memakai angkutan ini bisa merencanakan jauh jauh hari sebelumnya dan daftar online, bayar pun juga bisa melalui aplikasi KSPN, untuk keterisian penumpang kurang lebih 70-80 an, dan satu armada kira-kira muat 16 an penumpang,” ujar Aries Prasetyo, PLT Kabid Angkutan Dishub Tulungagung.
Salah satu penumpang asal Pacitan, Agus Dwi Cahyono, yang naik di Tulungagung, mengungkapkan bahwa ia memilih menggunakan layanan DAMRI karena sangat efektif dan nyaman. Agus juga menambahkan bahwa subsidi tarif yang diberikan sangat membantu, terutama bagi warga Pacitan.
“Pelayananmya sangat efektf dan efisien, sangat membantu warga sekitar karena subsidi ini sangat meringankan msyarakat khususnya di Pacitan, dengan adanya DAMRI sangat memudahkan sekali karena sebelum adanya DAMRI akses transportasi sangat minim,” ungkap Agus Dwi Cahyono, Penumpang Asal Pacitan.
Sebelumnya, warga hanya mengandalkan travel yang terkadang lebih mahal, dan dengan adanya DAMRI, kemudahan transportasi kini semakin dirasakan.(Agus Bondan)
Editor : JTV Kediri