JOMBANG - Udara pagi di Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, dihiasi suara gesekan bambu dari rumah produksi kecil milik Etikawati dan suaminya, Arief Susanto. Pasangan ini adalah pemilik usaha Bhima Aneka Besek, yang berdiri pada 2019 setelah Arief terkena PHK dari pabrik tempatnya bekerja. Situasi sulit itu justru menjadi awal dari perjalanan usaha yang kini dikenal hingga luar negeri.
Sebelumnya, Etikawati menjalankan usaha catering rumahan. Ia sering memakai besek sebagai kemasan makanan, dan ketika fotonya diunggah ke media sosial, justru kemasannya yang menarik perhatian. Melihat peluang itu, ia mulai menjadi reseller besek konvensional. Namun permintaan terus meningkat, sementara perajin tidak mampu memenuhi kebutuhan.
“Karena permintaan banyak dan suami juga terkena PHK, kami memutuskan produksi sendiri,” ujar Etikawati.
Dengan modal awal Rp5 juta, mereka mulai membuat besek bambu dengan desain beragam seperti curve, bulat, limas, hingga sokase. Pemasaran dilakukan melalui Facebook, Instagram, dan respons masyarakat sangat positif. Pelanggan mereka kini meliputi pelaku catering, restoran, hingga galeri besek terbesar di Jawa Timur.
Baca Juga : Laka Viral, Pedagang Nasgor Dan Pengendara Terlibat Cekcok Berujung Pengeroyokan
“Alhamdulillah, dari sosmed kami bisa bertemu banyak customer,” katanya.
Dalam proses produksi, enam pekerja membantu perakitan di rumah produksi, sementara proses menganyam dilakukan ibu-ibu sekitar desa. Sistem ini memberdayakan masyarakat, yang memungkinkan para ibu bekerja dari rumah. Selain memproduksi desain sendiri, mereka melayani pesanan custom, yang membuat variasi produk terus berkembang.
Kini omzet Bhima Aneka Besek mencapai sekitar Rp70 juta per bulan dan meningkat hingga 50 persen saat bulan-bulan tertentu. Kendati terkendala ongkir besar untuk pengiriman luar Jawa, produk mereka telah menembus pasar internasional seperti Singapura dan Malaysia. Selain itu, Etikawati dan Arief sering menjadi narasumber pelatihan UMKM di desa-desa, mengajarkan teknik anyaman hingga strategi pemasaran digital.
Baca Juga : Fenomena Pelari Kalcer: Ketika Lari Jadi Gaya Hidup Digital dan Estetis
Bagi mereka, usaha ini bukan hanya sumber penghasilan, tetapi juga cara menjaga tradisi bambu sekaligus membuka peluang bagi banyak orang. (Kania Putri Lestari)
Editor : A. Ramadhan




















