KABUPATEN MADIUN - Puncak musim kemarau di Kabupaten Madiun membawa berkah tersendiri bagi warga Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri. Susutnya debit air Waduk Dawuhan hingga lebih dari 50 persen dimanfaatkan warga untuk menjaring ikan air tawar.
Berbagai jenis ikan berhasil ditangkap, mulai dari nila, kutuk, hingga lele. Hasil tangkapan kemudian dijual langsung ke pengepul atau kepada warga sekitar dengan harga bervariasi. Nila besar dijual Rp25.000 per kilogram, nila sedang Rp20.000, kutuk Rp50.000, dan lele Rp25.000 per kilogram.
Kusnianto, salah satu warga penangkap ikan, mengaku aktivitas menjaring ikan di Waduk Dawuhan sudah menjadi agenda rutin setiap musim kemarau. Namun, tangkapan tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. “Sekarang banyak ikan sapu-sapu yang mengganggu ekosistem ikan lain, jadi hasilnya tidak sebanyak dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Amin Nafiah, seorang pembeli ikan, mengaku lebih memilih membeli ikan langsung dari waduk karena harganya lebih terjangkau dan kondisinya masih segar. “Saya beli nila untuk dimasak di rumah, lebih enak karena baru ditangkap,” katanya.
Dalam sehari, seorang penangkap ikan bisa memperoleh sekitar 25 hingga 35 kilogram hasil tangkapan. Setelah panen selesai, warga berencana kembali menebar benih ikan ke dalam waduk agar dapat dipanen lagi pada musim kemarau berikutnya.
Editor : JTV Madiun