JAKARTA - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan mulai mengguyur sebagian besar wilayah di Indonesia pada awal November 2023 mendatang. Itu sekaligus menandai akhir musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada penghujung bulan ini.
Namun, hujan tidak akan terjadi secara serentak di seluruh wilayah di tanah air karena tingginya keragaman iklim. Puncak musim hujan diprediksi berlangsung pada awal tahun 2024.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, masuknya musim penghujan itu akan mengurangi dampak El Nino di Indonesia. Artinya, secara bertahap kemaruan kering akan berakhir.
"Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November," ungkap Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Rabu (4/10/2023).
Karena belum memasuki musim penghuja, Dwikorita mengingatkan agar masyarakat tidak melakuan aktivitas yang memicu kebakaran hutan dan lahan. Karena sepanjang bulan Oktober, kondisinya masih kering.
"Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit dilakukan," tegasnya.
Kebakaran Gunung Lawu
Selaras dengan imbauan BMKG, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi ancaman serius di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Timur. Setelah karhutla di Gunung Arjuno dan Gunung Bromo, kebakaran juga melanda Gunung Lawu.
Bahkan, Pemerintah Kabupaten Ngawi telah menetapkan status tanggap darurat karhutla selama 14 hari. Hingga saat ini, api juga belum berhasil dipadamkan.
BPBD Jawa Timur bersama dengan BNPB dengan bantuan helikopter BNPB juga terus berupaya memadamkan api dengan water bombing. Termasuk bekerjasama dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah untuk pemadaman jalur darat.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan BPBD Jawa Tengah untuk kegiatan ini. Mereka pun juga melakukan kegoatan pemadaman lewat jalur darat," jelas Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto.
Editor : A.M Azany