KEDIRI - Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional Kota Kediri mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir, menyongsong perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Saat ini, harga komoditas tersebut menyentuh angka Rp 37.000 per kilogram.
Kenaikan ini terpantau di sejumlah pasar, salah satunya di Pasar Setono Betek. Dari harga sebelumnya yang berkisar di Rp 34.000 per kilogram, harga ayam secara bertahap merangkak naik.
Menurut para pedagang, terdapat dua faktor utama yang mendorong kenaikan harga, yaitu tingginya permintaan dari program "Dapur MBG" dan momen jelang Natal dan Tahun Baru.
"Kenaikan harga daging ayam imbas adanya Dapur MBG yang membuat permintaan di pasaran tinggi dan momen menjelang Natal dan Tahun Baru," ujar Nugroho, salah seorang pedagang daging ayam.
Baca Juga : Harga Daging Ayam di Kota Kediri Masih Tinggi, Penjualan Pedagang Anjlok 30 Persen
Mahalnya harga daging ayam rupanya berdampak langsung pada volume penjualan para pedagang. Mereka mengaku mengalami penurunan omset karena daya beli konsumen yang menurun.
"Jika biasanya para pelanggan membeli 10 kilogram, kini berkurang menjadi 7 kilogram," keluh Nugroho.
Keluahan serupa juga disampaikan pedagang lainnya, Siti Munawwaroh. Ia menyebut harga ayam memang cenderung tinggi sejak munculnya permintaan dari program "Dapur SPPG" di wilayah Kediri.
Baca Juga : Harga Telur Ayam di Kota Kediri Tak Kunjung Turun, Pedagang Sebut Imbas Program MBG
"Sementara itu, pedagang lainnya juga mengeluhkan mahalnya harga daging ayam imbas permintaan Dapur SPPG di wilayah Kediri. Menurutnya sejak munculnya Dapur SPPG, harga daging ayam di atas 30 ribu Rupiah per kilogram," kata Siti.
Para pedagang memprediksi bahwa tren kenaikan harga ini akan berlanjut setidaknya hingga usai perayaan Natal dan Tahun Baru. Hal ini dipicu oleh permintaan yang diperkirakan akan tetap tinggi selama momen hari raya tersebut.
Dengan demikian, masyarakat Kediri perlu mempersiapkan diri dengan kemungkinan harga daging ayam yang masih stabil di angka tinggi pada pekan-pekan mendatang. (Beny Kurniawan)
Editor : JTV Kediri



















