MOJOKERTO - Pengurus Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong Kota Mojokerto membersihkan patung atau rupang dewa, Minggu (26/1/2025).
Kegiatan membersihkan rupang dewa ini sebagai persiapan jelang Tahun Baru Imlek, Rabu (28/1/2025) mendatang. Pembersihan rupang dewa di klenteng yang berdiri sejak 1823 ini menggunakan kuas halus.
Pembersihan dilakukan dengan hati-hati karena usia patung sudah tua yakni air dengan campuran kayu pohon gaharu, bunga mawar, melati sebagai wewangian.
Proses diawali dengan kuas kering disapu ke patung agar debu hilang kemudian kuas pakai air lalu dilap dan baru dikuas pakai air campuran wewangian.
"Bersih-bersih patung merupakan agenda rutin yang dilakukan Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong Kota Mojokerto jelang tahun baru Imlek. Sebelum pembersihkan kita ritual dulu minta izin. Sebelumnya, kita juga ada di ritual di tanggal 23 kemarin," ujar Okkie, panitia Hari Raya Imlek 2025.
Okkie menambahkan, pembersihan rupang dewa di Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong dilakukan dengan air bunga dan air yang bersih.
"Pada saat para dewa naik ke Nirwana, patung-patung tersebut dibersihkan dengan air yang sudah dicampur bunga dan kayu gaharu. Tanggal 5 Februari, kita ada ritual sembayang untuk menyambut dewa-dewa ini akan turun kembali. Siang tadi kita berbagi dengan umat yang lain, beras dan angpao," terangnya.
Okkie mengungkapkan sebelum membersihkan rupang dewa, doa dipanjatkan untuk meminta izin kepada para dewa. Dalam prosesi sembayang tersebut juga disajikan berbagai buah-buahan dan masakan khusus vegetarian. Mereka yang membersihkan harus vegetarian (memakan sayuran) minimal dua hari.
Selain membersihkan rupang dewa, Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong juga diberi pernak-pernik penghias. Seperti memasang lampion hingga pembersihan ornamen serta memasang harapan di pohon Bodhi yang ada di halaman Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong.
Kegiatan bersih-bersih dilakukan bersama Gusdurian Mojokerto.
"Setiap tahun kita selalu melakukan pendampingan dan membantu Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong. Ini sebagai bentuk toleransi kami, kebhinekaan untuk membersamai semua elemen pemuka agama yang ada," ujar Kukun Triyoga, anggota Gusdurian.
Ada empat orang Gusdurian Mojokerto secara bersama-sama membantu pengurus Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong Kota Mojokerto untuk membersihkan rupang dewa. Harapannya di Shio Naga, semua umat beragama bersatu, tidak ada skat-skat, hidup rukun di Kesatuan Republik Indonesia ini menyongsong Indonesia Emas 2045.
Sekedar diketahui, bangunan Klenteng Tri Dharma Hok Sian Kiong di Kota Mojokerto yang berdiri tahun1823 ini menghadap ke arah utara dan memiliki halaman cukup luas dengan pagar tembok tinggi. Gapura megah didominasi warna merah pada bagian depan dan bagian samping, terdapat juga pos jaga di dekat gapura sisi utara.
Pada dinding halaman baik sisi timur maupun barat terdapat lukisan panorama alam dan taman bunga. Klenteng Hok Sian Kiong secara umum terbagi menjadi empat gedung. Sisi barat digunakan sebagai aula di lantai satu dan tempat peribadatan Budha dan Kong Hu Cu di lantai atas.
Di antara bangunan utara dan selatan, ada kolam ikan berbentuk segi delapan dengan jembatan penghubung di antara bangunan utara dan selatan. Dinding bagian selatan kolam dihiasi lukisan panorama alam yang sangat indah. Pintu melengkung setengah lingkaran merupakan akses menuju bangunan sisi barat atau aula. (*)
Editor : M Fakhrurrozi