SINGAPURA - Dalam upaya memperkuat rantai pasok dan membuka peluang investasi di kawasan ASEAN, HSBC Indonesia, bekerja sama dengan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), Atase Perdagangan, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, menggelar Forum bisnis Indonesia Update 2025, di Nusantara Auditorium, KBRI Singapura, pada 13 Maret 2025.
Dengan tema Empowering ASEAN: Indonesia-Singapore Supply Chain Partnerships, acara ini menegaskan peran strategis Indonesia dan Singapura dalam ekosistem perdagangan regional yang semakin terkoneksi.
Acara dibuka dengan menampilkan video sambutan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Singapura, H.E. Suryo Pratomo, serta Riko Tasmaya, Presiden Direktur (Designate) PT Bank HSBC Indonesia. Keduanya menyoroti pentingnya sinergi antarnegara untuk memastikan rantai pasok yang lebih efisien dan resilien, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dalam sesi pemaparan, Pranjul Bhandari, Managing Director dan Chief Economist India and Indonesia dari HSBC Research, memberikan analisis komprehensif mengenai prospek ekonomi Indonesia. Menurutnya, ketahanan ekonomi nasional dan strategi hilirisasi menjadi faktor utama dalam menarik investasi asing, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai hub manufaktur dan perdagangan di Asia Tenggara.
Salah satu agenda utama dalam Indonesia Update 2025 adalah diskusi panel yang menghadirkan sejumlah pembicara. Andria Buchara, Direktur IIPC, memaparkan strategi pemerintah dalam mempercepat arus investasi melalui berbagai kebijakan insentif yang ditawarkan Indonesia.
“Investasi menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi dengan target yang meningkat signifikan, yaitu sekitar Rp13 ribu triliun dalam lima tahun ke depan. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah inisiatif, baik jangka pendek maupun jangka panjang, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 6-8% dalam periode yang sama,” ungkap Andria Buchara.
Lebih lanjut, dia menyoroti potensi kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus sebagai katalis utama integrasi rantai pasok Indonesia-Singapura. “Kolaborasi dengan Singapura akan difokuskan pada pengembangan kawasan industri yang telah mendapatkan berbagai insentif. Ini adalah langkah strategis untuk mempercepat integrasi rantai pasok dan meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar global,” tambahnya.
Sementara itu, Charles Kho, Country Head of Global Network Banking HSBC Indonesia, menjelaskan bagaimana perbankan dapat berperan dalam mendukung infrastruktur keuangan bagi kemitraan lintas negara.
Dari sektor logistik, Jez Mcqueen, Head of Sales South East Asia di MAERSK, serta Allen Chan, Acting CEO Guud Company, membahas tren terbaru dalam rantai pasok dan bagaimana teknologi serta digitalisasi berperan dalam meningkatkan efisiensi perdagangan regional.
Diskusi ini dimoderatori oleh Billy Anugrah, Atase Perdagangan KBRI di Singapura, yang memastikan perspektif setiap panelis terelaborasi secara menyeluruh sehingga pelaku bisnis yang hadir dalam forum ini mendapatkan wawasan strategis yang komprehensif.
Seusai diskusi panel, Duta Besar H.E. Suryo Pratomo menyapa secara langsung seluruh peserta dan kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk memperdalam kemitraan dengan pelaku usaha di Singapura. “Indonesia dan Singapura memiliki kemitraan strategis yang telah terjalin lama, didasarkan pada kepercayaan dan kolaborasi ekonomi. Dengan Foreign Direct Investment (FDI) Singapura ke Indonesia mencapai USD 20,1 miliar pada 2024, jelas bahwa kepercayaan terhadap potensi ekonomi Indonesia tetap kuat,” ungkap Suryo Pratomo.
Dia juga menyoroti peran Indonesia dalam penguatan rantai pasok ASEAN. “Ketika kita menghadapi tantangan ekonomi global, ASEAN harus bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok. Indonesia dan Singapura bukan hanya mitra dagang, tetapi juga pendorong utama masa depan ekonomi ASEAN”, Tegasnya.
Acara ini menjadi momentum penting dalam mengakselerasi integrasi rantai pasok kedua negara di tengah pergeseran lanskap ekonomi global. Dengan kemitraan strategis yang semakin erat, Indonesia dan Singapura diharapkan dapat memperkuat daya saing ekonomi kawasan dan menghadapi dinamika perdagangan internasional dengan lebih adaptif dan progresif.* (Ermiko Effendi)
Editor : A. Ramadhan