SURABAYA - Pasca pecahnya pipa terminal induk PDAM akibat pembangunan terowongan Joyoboyo, Surabaya, Sabtu (6/7) kemarin. Arus lalu lintas di Jalan Ahmad yani, arah menuju Kebun Binatang Surabaya (KBS) mengalami kemacetan cukup panjang.
Kemacetan arus lalu lintas ini terjadi di Jalan Ahmad Yani, mulai dari RSI Wonorkomo hingga menuju arah Kebun Binatang Surabaya (KBS), pada Senin (8/7) siang.
Kasno, salah satu warga mengaku macetnya jalan ini sudah tejadi sejak sabtu kemarin hingga sekarang, akibat pecahnya terminal PDAM membuat air bersih meluber ke jalan.
“Kalau macet sudah 3 hari ini mas, sejak pipa PDAM bocor kena paku bumi proyek terowongan, sabtu (6/7)kemarin, air meluber kejalan,” kata kasno
Lebih lanjut, kasno mengatakan kondisi saat sudah berkurang, banjirnya sudah tidak separah kemarin, karena sudah ditanggul oleh petugas kebersihan untuk menghalau air meluber.
“Bisa dilihat sendiri, masih ada genangan air. Tapi kemarin parah, air meluber kejalan hingga selutut orang dewasa,”jelasnya
Diketahui, melubernya air bersih PDAM ini akibat pecahnya pipa terminal induk dilokasi pembangunan proyek terowongan Joyoboyo. Direktur Operasi PDAM Surabaya Nanang Widyatmoko mengatakan, sebelumnya sudah dilakukan mitigasi termasuk rapat koordinasi dengan pihak proyek underpass Joyoboyo.
"Diketahui bahwa disana ada dua pipa tapi tidak bisa diketahui titik pastinya dimana karena pipa ini dipasang tahun 1903 tanpa ada catatan koordinatnya," kata Nanang pada Sabtu, (6/7/2024).
Nanang menjelaskan, saat ini sudah ada petugas yang melakukan identifikasi kerusakan pipa di lokasi kebocoran pipa PDAM, supaya segera diketahui seberapa besar kerusakan dan bagaimana penanganan selanjutnya.
"Selain petugas yang sedang menutup valve. Ada petugas kami yang melakukan identifikasi kerusakan pipa di lokasi pada titik bocor untuk mengetahui seberapa besar kerusakan dan bagaimana rencana penanganan selanjutnya. Kami upayakan penanganan bisa segera selesai agar gangguan distribusi air ke warga tidak terlalu lama,” jelasnya (*)
Editor : Bagus Setiawan