GRESIK - Hasil tangkapan nelayan yang melimpah selama bulan Oktober, didukung oleh cuaca laut yang tenang, seharusnya meningkatkan pendapatan mereka.
Namun, sejak dua pekan terakhir, harga ikan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, khususnya jenis tongkol, turun drastis.
Di pasar tradisional Kecamatan Tambak, ikan ukuran besar, yang biasanya dihargai hingga 80 ribu rupiah saat tidak musim, kini hanya dijual seharga 20 ribuan.
Penurunan harga ikan di Bawean ini bukan hanya karena melimpahnya hasil tangkapan nelayan, tapi juga disebabkan oleh ketiadaan tengkulak dari Pulau Jawa yang biasanya datang dengan kapal besar untuk membeli ikan di tengah laut.
Ketidakhadiran mereka membuat nelayan terpaksa menjual ikan di pasar tradisional dengan harga yang sangat murah.
Kondisi ini menyebabkan pendapatan nelayan tidak mengalami kenaikan, meskipun mereka berhasil menangkap banyak ikan.
Seperti yang terjadi di pasar tradisional Kecamatan Tambak, nelayan yang biasanya menjual hasil tangkapan mereka ke tengkulak dari Jawa kini harus menjual ikan tongkol dengan harga yang rendah.
HJ Syarifa, seorang pembeli, mengatakan bahwa harga ikan yang sangat murah membuat masyarakat lokal bisa membeli lebih banyak, namun di sisi lain ini merugikan para nelayan.
"Murah karena lagi banyak, harga aslinya 25 ribu sekarang jadi 22 ribu," ungkapnya pada portaljtv.com pada Selasa (22/10/2024)
Sementara, penjual ikan, Laila, juga menuturkan bahwa harga tongkol saat tidak musim bisa mencapai 80 ribu rupiah per ekor besar dengan bobot 2 kilogram, tetapi saat musim melimpah seperti sekarang, bahkan ikan tersebut kadang tidak laku dijual sehingga dibagikan ke tetangga.
"Lagi musim ikan tongkol, biasanya ada yang ambil dari Jawa cuma karena tidak ada yang ambil, jadi numpuk di pasar dan harganya malah turun drastis jadi 15 ribu sampai 20 ribu saja," ungkapnya.(Mohammad Amin/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe