SURABAYA - Seorang ibunda asal Mojokerto harus mewakili anaknya untuk wisuda akibat meninggal dunia 4 bulan sebelumnya karena gagal ginjal. Sang ibunda tak bisa menahan tangis haru saat menerima ijazah dari rektor Untag Surabaya.
Terlihat suasana haru di acara wisuda Untag Surabaya saat Tumini harus mewakili anaknya Rendi Dwi Hermawan untuk diwisuda. Hal ini terpaksa dilakukan karena Rendi meninggal dunia 4 bulan sebelum wisuda.
Rendi meninggal saat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Mojokerto lantaran telah divonis mengalami gagal ginjal.
Bagi keluarga, Rendi merupakan sosok yang giat dalam belajar dan berprestasi lantaran pihak keluarga tak pernah mengetahui jika sebelumnya. Rendi memiliki riwayat sakit gagal ginjal karena Rendi tak pernah bilang ke keluarga dan terus aktif kuliah serta mengikuti organisasi kampus.
Baca Juga : Momen Mengharukan Wisudawan ITS yang Wafat Jelang Wisuda
“Saya tidak menyangka anak saya meninggal secepat ini, tapi saya bangga dengan pencapaian anak saya dia anak baik dan berhasil lulus dengan IPK hampir 4”, ungkap Tumini tak kuasa menahan tangis.
Sementara rektor Untag Surabaya menyampaikan bahwa Rendi Dwi Hermawan diberi kelulusan dan wisuda sarjana karena dia sudah menempuh semua mata kuliah yang diampu dalam prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Untag Surabaya. Secara khusus Profesor Mulyanto juga menyatakan bela sungkawa atas meninggalnya Rendi sebelum wisuda dilakukan.
Mendiang Rendi Dwi Hermawan sendiri berhasil lulus semester 7 dengan IPK 3 koma 71 di prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Untag Surabaya.(Selvy Wang)
Editor : Ferry Maulina