BONDOWOSO - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi secara resmi meluncurkan Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURsus) Klaster Petani Tebu Jawa Timur, di Kebun Tebu Prajekan, Grundo, Desa Prajekan Kidul, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso, Selasa (6/5/2025).
Program KURsus ini merupakan langkah konkret untuk mendukung pengembangan sektor perkebunan, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, serta mendorong percepatan swasembada gula dan transisi menuju energi hijau berbasis bioetanol.
"Jatim adalah penghasil gula tertinggi di Indonesia. Maka KURsus ini adalah wujud nyata upaya kita untuk memperjuangkan kesejahteraan petani tebu. Kita ingin petani tebu naik kelas, dari buruh ladang menjadi pengusaha pangan yang tangguh dan bermartabat," tegas Khofifah.
KUR khusus ini memiliki suku bunga tetap 6% dan mendukung pembiayaan ulang bagi peremajaan kebun (> 25 tahun) serta adopsi varietas unggul yang bisa meningkatkan rendemen dari 7% menjadi 8–9%.
Baca Juga : Bertemu Gubernur Jatim, PT SGN Komitmen Dukung Swasembada Gula Konsumsi Nasional 2027
"KUR khusus kluster petani tebu ini merupakan jawaban dari kebutuhan modal usaha tebu rakyat yang sebelumnya telah terkena limit kredit KUR konvensional hingga Rp 500 juta," jelasnya.
Gubernur menyampaikan bahwa peluncuran KUR Khusus Kluster Petani Tebu merupakan hasil koordinasi dengan Kemenko Perekonomian, PT SGN, dan perbankan, termasuk Bank Jatim. KURsus Petani Tebut, menurutnya, membawa multiplier benefit bagi petani, pangan, dan energi.
Baca Juga : SGN Mantapkan Langkah Capai Swasembada Gula Nasional 2027
"Ini cara kita bisa mempercepat swasembada gula, cara meningkatkan kesejahteraan para petani tebu, cara kita menuju ketahanan energi," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa hilirisasi tebu akan menghasilkan bioetanol sebagai bentuk transisi energi dari fosil ke non-fosil.
"Artinya kita akan menuju green economy, kita juga akan bersama-sama seluruh elemen yang lain mewujudkan net zero emission," tambahnya.
Baca Juga : PT SGN Buka Posko Mudik BUMN 2025 di Bandara Juanda dan Stasiun Gubeng
Khofifah menjelaskan, dari satu hektare lahan, tanaman tebu Bondowoso dapat menghasilkan 20 ton gula. Menurutnya, capaian ini luar biasa dan berharap program ini direplikasi ke daerah lain.
"Maka apa yang diinisiasi oleh pak Dirut SGN ini adalah sesuatu yang out of the box, sesuatu yang luar biasa, patut diapresiasi dan tentu kita harapkan bahwa ini bisa direplikasi di lebih banyak tempat dan lebih luas lagi," katanya.
KUR Klaster Petani Tebu, lanjut Khofifah, merupakan bentuk komitmen Pemprov Jatim dalam pemberdayaan petani melalui kerja sama dengan pemerintah pusat, swasta, dan perbankan.
Baca Juga : PT SGN Hadirkan Mudik Aman dan Nyaman dengan Fasilitas Lengkap
"Manfaatkan KUR ini untuk usaha produktif, bukan konsumsi. Seperti pengadaan bibit unggul, pupuk organik/insektisida ramah lingkungan, serta alat olah tebu yang efisien. Karena keberhasilan bukan hanya diukur kuantitas gula, tetapi juga kualitas, kesinambungan," ajaknya.
Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan simbolis Program Irigasi Manis berupa pompa air dan KUR dengan nominal Rp 35 juta hingga Rp 100 juta kepada petani penerima manfaat. Penyerahan ini dilakukan oleh Gubernur Khofifah yang didampingi Dirut PT Sinergi Gula Nusantara, Wakil Bupati Bondowoso dan Direktur Keuangan Treasury & Global Services Bank Jatim.
"Peluncuran KUR Khusus Klaster Petani Tebu hari ini adalah langkah nyata dalam peta jalan mewujudkan kemandirian pangan. Ini bukan sekadar soal produksi, tapi tentang membangun ekonomi rakyat yang berdaulat dan berkeadilan, serta multiplier benefit lainnya," imbuh Khofifah.
Baca Juga : Menko Cak Imin Apresiasi PT SGN Berdayakan Petani Tebu Wujudkan Swasembada Gula
Gubernur menyebut produksi tebu Jawa Timur pada 2024 mencapai 16,69 juta ton dari 238.135 hektare, atau setara 50% dari total produksi nasional. Dari jumlah tersebut, dihasilkan 1,26 juta ton gula kristal putih.
"Angka ini menegaskan posisi Jatim sebagai kontributor utama bagi pasokan gula nasional, dengan rata-rata kontribusi sekitar 50% secara tahunan," katanya.
"Sekaligus mencerminkan efisiensi rendemen rata-rata 7,58% dari tebu yang digiling," tambahnya.
Khofifah juga menekankan pentingnya hilirisasi, diversifikasi, dan peningkatan produktivitas untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah serta kesejahteraan petani.
"Untuk membangun petani yang kuat dan sejahtera dibutuhkan kolaborasi yang efektif, saya berharap kolaborasi dengan PT. Sinergi Gula Nusantara dalam pengadaan bibit unggul dan penyerapan hasil panen tetap berjalan berkelanjutan," ucapnya.
Ia meminta dukungan penuh dari perbankan dan dinas perkebunan di seluruh Jatim agar modal kerja petani tebu bisa terpenuhi secara merata.
"Kepada Bank Jatim yang mempelopori berjalannya KUR khusus ini, diharapkan prosedur penyaluran KUR dapat berlangsung cepat, transparan, dan tepat sasaran, sehingga tidak ada petani yang tertinggal," pintanya.
Sementara itu, Dirut PT SGN Mahmudi menyampaikan bahwa KURsus menjawab dua persoalan besar petani tebu, yaitu keterbatasan modal dan perlunya penataan varietas.
"Ini untuk petani seluruh Indonesia tetapi pilot project-nya di Jawa Timur dan pecah telornya di Kabupaten Bondowoso," ujar Mahmudi
Editor : A. Ramadhan