BOJONEGORO - Pernikahan sering dianggap sebagai momen bersejarah dalam kehidupan setiap individu. Namun, di Kabupaten Bojonegoro, antusiasme untuk melangsungkan pernikahan justru mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Berdasarkan data Kantor Kementerian Agama Bojonegoro, per November 2024, tercatat hanya 8.520 pasangan yang menikah, jauh di bawah angka tahun 2023 yang mencapai 10.200 pasangan.
"Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh tingginya kasus perceraian dan juga faktor ekonomi," ungkap PLT Kasubag TU Kantor Kemenag Bojonegoro, Moh. Zainal Arifin.
“Pernikahan di Bojonegoro mulai dari Januari 2024 sampai saat ini November 2024 berkisar 8.520, terjadi penurunan dari tahun kemarin. Kalau tahun kemarin mendekati angka 10.200-an.” tambahnya
Baca Juga : Cantiknya Cake Natal Berbentuk Topi Rajut Hingga Rumah Bersalju
Selain itu, Zainal menyebut bahwa ketakutan akan masalah ekonomi semakin memperparah keengganan warga untuk menikah.
Pasangan yang akan menikah kerap dilanda kekhawatiran atas biaya hidup yang tinggi dan tantangan keuangan lainnya.
Untuk mengatasi hal ini, Kemenag Bojonegoro telah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro guna memberikan penyuluhan dan bimbingan pranikah kepada pasangan calon pengantin.
Baca Juga : Jelang Natal dan Tahun Baru Harga Sembako di Gresik Naik
Salah satu program yang dijalankan adalah sarasehan bertema "Semerbak Kenanga" yang diselenggarakan bulan lalu.
"Kami bekerjasama dengan berbagai instansi, seperti Kepala Dinas Kesehatan, untuk memberikan penyuluhan dan pencerahan. Ini bertujuan agar pasangan dapat membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera," tambah Zainal.
Meski mengalami penurunan, beberapa wilayah seperti Kecamatan Sumberrejo, Kedungadem, Balen, dan Kapas masih mencatatkan jumlah pernikahan yang relatif tinggi dibandingkan kecamatan lain di Bojonegoro. (Edo Jody/ Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe