BANGKALAN - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi dua kantong jenazah santri korban ambruknya Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada 29 September 2025 lalu. Dua jenazah tersebut diketahui merupakan santri asal Bangkalan, yakni Haikal Fadil Al Fatih (12) asal Sendang Dajah, Labang, dan Syamsul Arifin (18) asal Tlagah, Galis.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangkalan, M. Zainul Qomar mengatakan jenazah Haikal tiba di rumah duka pada Minggu (12/10/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Jenazah recananya akan dimakamakan hari ini.
Sementara itu, jenazah Syamsul Arifin, santri asal Dusun Badang, Desa Tlagah, Kecamatan Galis, Bangkalan, tiba di rumah duka sekitar pukul 21.45 WIB. Setelah disholatkan di musala rumah duka, jenazah Syamsul langsung dimakamkan malam itu juga di pemakaman desa setempat.
“Ada dua jenazah santri yang tiba di Kabupeten Bangkalan setelah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI,” kata M. Zainul, Senin (13/5/2025).
M. Zainul Qomar menyebutkan, hingga 12 Oktober 2025, tim gabungan DVI Polda Jatim telah berhasil mengidentifikasi 53 korban dari total 67 kantong jenazah yang diterima. Dari data yang ada, masih terdapat dua santri asal Bangkalan yang belum teridentifikasi, masing-masing satu dari Kecamatan Blega dan satu dari Kecamatan Geger, yang diketahui merupakan kerabat Bupati Bangkalan.
Hingga saat ini jumlah santri asal Bangkalan yang meninggal dunia akibat ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo tercatat sebanyak 15 orang. Rinciannya, 6 santri asal Blega, 2 dari Kamal, 3 dari Modung, 2 dari Labang, 1 dari Tanjung Bumi, dan 1 dari Galis. (Moch. Sahid/Hsn)
Editor : JTV Madura