SURABAYA - Pesepeda di Surabaya punya cara berbeda dalam menggalang donasi untuk Palestina. Bertajuk Ride for Palestine, sebanyak 16 pesepeda dari berbagai komunitas melakukan gowes dari Surabaya menuju Jakarta.
Keberangkatan pesepeda ini dilepas Gubernur Khofifah Indar Parawansa di titik nol, Jalan Pahlawan Surabaya, Minggu (9/11/2025).
Para pesepeda Ride for Palestine ini tidak sendirian. Mereka diantar ratusan pesepeda lainnya. Para pesepeda ini akan menempuh perjalanan sejauh seribu kilometer menuju Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta.
“Kami berterima kasih kepada Ibu Gubernur Khofifah yang berkenan melepas keberangkatan kami. Dukungan beliau menjadi semangat besar bagi seluruh peserta untuk membawa pesan kemanusiaan ini hingga Jakarta,” ujar Suryo Guritno, Koordinator 1000 KM Ride for Palestine.
Tahun ini merupakan pelaksanaan ketiga dari kegiatan Ride for Palestine. Setelah sukses digelar pada 2023 dan 2024, edisi 2025 kembali menghadirkan semangat solidaritas yang lebih luas dengan dukungan lebih banyak komunitas sepeda dan media nasional.
Tahun 2023, Ride for Palestine digelar dengan cara bersepeda bersama keliling Kota Surabaya. Kegiatan ini diikuti sekitar 500an peserta. Tahun 2024, pesepeda Ride for Palestine mulai menempuh jarak 1000 KM dari Surabaya ke Jakarta dan diikuti 7 pesepeda.
Tahun ini, Guritno menyebutkan akan diikuti lebih banyak peserta, baik yang melakukan full bersepeda dari Surabaya ke Jakarta, maupun komunitas pesepeda yang terlibat dan turut meramaikan.
"Kami didukung banyak komunitas, baik di Surabaya tempat kami berangkat, maupun banyak komunitas di kabupaten kota yang kami lewati, banyak banhet yang tanya kami lewat mana, karena akan turut membersamai," jelasnya.
Salah satu komunitas pesepeda terbesar yang digandeng adalah Bike to Work (B2W) yang punya jaringan di berbagai kota di Indonesia.
Para peserta akan menempuh rute Surabaya – Madiun – Yogyakarta – Semarang – Brebes – Bandung – Bekasi – Jakarta selama tujuh hari, dan dijadwalkan tiba di Kemenlu RI pada Sabtu, (15/11/2025).
Guritno menjelaskan, setidaknya ada empat tujuan digelarnya kegiatan ini. Pertama, kampanye kemanusiaan untuk Palestina, kedua, penggalangan donasi. Ketiga, menyampaikan dukungan ke pemerintah agar terus membela Palestina, dan terakhir, kampanye bersepeda.
"Akhir-akhir ini masyarakat itu lupa kalo sepeda itu sebenarnya alat transportasi yang bisa menempuh ribuan kilometer. Kita melupakannya karena sudah punya ketergantungan yang sangat tinggi pada kendaraan bermotor. Padahal bersepeda itu menyehatkan, menyenangkan dan baik untuk lingkungan," katanya.
Salah satu peserta yang menarik perhatian publik adalah Sugeng Santoso, atau akrab disapa Opa Sugai, kakek berusia 65 tahun yang menjadi peserta tertua. Usai tiba di Jakarta, Opa Sugai berencana melanjutkan perjalanan spiritualnya menuju Mekkah.
“Ke Mekkahnya Opa ini juga merupakan bagian dari rangkaian Ride for Palestine. Beliau ingin mendoakan Palestina di depan Kabah. Semangat dan ketulusannya luar biasa, menjadi inspirasi bagi kami semua,” ungkap Guritno.
Selain menjadi aksi solidaritas untuk rakyat Palestina, Ride for Palestine juga membawa pesan tentang pentingnya gaya hidup sehat dan berkelanjutan melalui bersepeda.
“Bersepeda bukan sekadar olahraga, tapi juga simbol kepedulian dan solusi kota. Sepeda bisa mengurangi kemacetan, polusi, sekaligus mempererat rasa kemanusiaan,” tutur Guritno menambahkan.
Selain bersepeda bersama 1000 KM Ride for Palestine dari Surabaya ke Jakarta, Guritno menjelaskan, ada juga yang virtual yang bisa dilakukan kapan saja dan telah ditentukan jarak dan waktunya.
"Intinya kami mengajak para goweser untuk bersama-sama mendoakan dan menyuarakan kemerdekaan Palestina. Karena setiap kayuhan kita, ada doa untuk mereka," pungkasnya.
Guritno kemudian menjelaskan, selain gowes, aksi juga akan menggalang donasi untuk Palestina dan akan dititipkan melalui LAZNAS Lembaga Manajemen Infaq (LMI). (*)
Editor : M Fakhrurrozi



















