GRESIK - Ketersediaan air bersih masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Kabupaten Gresik Jawa Timur.
Salah satu desa yang mengalami krisis air bersih dan laik digunakan yakni Dusun Ujung Timur, Desa Randuboto, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Tidak mudah untuk menuju Dusun Ujung Timur, Randuboto. Dusun yang berada di Kecamatan Sidayu Gresik itu dipisahkan Sungai Bengawan Solo. Karena itu, masyarakat dari luar Ujung Timur perlu menggunakan perahu guna menyebrangi Sungai Bengawan Solo tersebut.
Dari seberang Dusun Ujung Timur terlihat beberapa rumah yang berdiri di tepi sungai. Di balik rumah-rumah berwarna hijau itu tersimpan cerita warga merindukan air tawar yang mengalir.
Salah satu warga Dusun Ujung Timur, Randuboto, Ani, mengungkapkan bahwa selama ini air yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari didominasi dengan rasa asin. Air asin seolah menjadi “teman setia” bagi sebagian besar masyarakat Dusun Ujung Timur, Desa Randuboto. Ibu dengan dua anak itu tinggal di Ujung Timur sejak dirinya masih belia.
“Air yang mengalir di daerah kami ini lebih ke asin. Jadi, tidak ada air tawar yang masuk ke wilayah kami di Dusun Ujung Timur, Desa Randuboto, Sidayu, Gresik,” ungkap perempuan 55 tahun itu, Jumat (8/11/2024), siang.
Kondisi semakin parah ketika musim kemarau tiba. Air tak hanya asin, tapi air juga berubah menjadi keruh. Ani menuturkan, sepanjang kemarau tahun ini, air tidak terlalu keruh berbeda dengan tahun sebelumnya.
“Alternatifnya supaya kami mendapatkan air bersih, biasanya, kami membeli air PAM dari luar dusun. Air akan dikirim menggunakan Amazon Van Java – perahu penyebrangan yang dibuat oleh desa,” terangnya.
Kepala Desa Andhi Sulandra mengatakan, pihaknya meluncurkan program Gersik untuk mengatasi krisis air bersih di kemudian hari di Desa Randuboto, Sidayu, Kabupaten Gresik. Dia menyebutkan, Gersik memiliki kepanjangan Seger Tur Resik yang artinya Segar dan Bersih.
“Gersik merepresentasikan mimpi saya sebagai kepala desa dan kami semua warga Desa Randuboto untuk mendapatkan air bersih dan laik digunakan di kemudian hari. Istilahnya, kita itu nabung dulu air sekarang untuk jangka waktu ke depan,” tuturnya.
Andhi menyampaikan, permasalahan di Desa Randuboto termasuk Dusun Ujung Timur adalah ketersediaan air bersih dan sampah yang overload. Tak sedikit warga membuang sampah di tepi sungai. Hal itu, lanjut dia, riskan membuat lingkungan menjadi rusak di masa akan datang.
“Di Ujung Timur ini ada 856 rumah. Karena itu, Gersik focus terhadap penabungan air hujan dan pemilahan sampah lewat biopori,” imbuhnya.
Secara administrative, Desa Randuboto memiliki empat dusun. Antara lain, Dusun Randuboto, Tanjungsari, Ujungsari, dan Ujung Timur. Program 1.000 biopori menjadi gagasan dari Andhi.
Project Leader Trilliun Group Maxwell Prijadi yang diwakili Diaz C. Amallya selaku Sales and Marketing Director PT Matahari Putra Makmur dan PT Persada Utama Globalindo menyebutkan, Trilliun Group ikut menyukseskan program biopori Desa Randuboto dengan memberikan bantuan Pipa uPVC Trilliunbasics, Fitting uPVC, dan Lem Trilliunglue sebagai bahan pembuatan biopori.
"Trilliun Group telah bertekad untuk turut berkontribusi dalam pembangunan Negeri, salah satunya adalah dukungan kami terhadap program 1.000 Biopori ini sebagai wujud nyata semboyan perusahaan kami Mengaliri Indonesia hingga ke desa-desa salah satunya di Desa Randuboto, Kabupaten Gresik ini. kami juga memberikan 100 paket sembako untuk warga,” jelas Diaz.
Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah berharap problem air bersih di masyarakat Dusun Ujung Timur Desa Randuboto segera teratasi. Tentunya diikuti dengan perubahan pola perilaku sehari-hari yang tidak merusak alam.
“Dimulai dengan memilah sampah, sampah organic bisa dipisah dengan anorganik di biopori. Sampah organic di biopori akan berubah menjadi pupuk organic dan bisa digunakan, kemudian air hujan akan ditampung di biopori dan dialirkan ke warga,” imbuhnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi