JAKARTA - Mayoritas kota besar di Indonesia sudah mulai turun hujan pada awal November 2024. Hal ini menandakan penurunan tren suhu panas yang melanda sebagian wilayah bulan lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memaparkan hasil analisis iklim bahwa ini menjadi pertanda akan berakhirnya musim kemarau.
Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan hujan di wilayah Indonesia terjadi karena La Nina sudah aktif kembali meski dalam kategori lemah.
Menjauhnya keberadaan siklon tropis dari wilayah Indonesia berkontribusi dalam pertumbuhan awan hujan.
Sebelumnya, Indonesia sempat mengalami suhu panas maksimum yang mencapai rentang 37–38,4 derajat pada akhir Oktober lalu.
Lebih lanjut, Ardhasena menjelaskan bahwa La Nina diperkirakan bakal berlangsung mulai November 2024 hingga kuartal pertama 2025.
Menurut BMKG, terdapat 67 persen wilayah Indonesia yang berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm/tahun pada 2025.
Wilayah tersebut meliputi banyak daerah di pulau Sumatra, di antaranya sebagian Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau bagian Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung bagian utara.
Sementara di Jawa, meliputi wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, dan sebagian kecil Jawa Timur.
Adapun, pulau Kalimantan juga akan mengalami curah hujan tersebut, dan Sulawesi bagian tengah dan selatan. Selain itu, terdapat juga sebagian Bali, sebagian kecil NTT, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Sekitar 15 persen wilayah Indonesia diprediksi mengalami curah hujan tahunan di atas normal, tetapi tidak banyak daerah.
Wilayah tersebut antara lain sebagian kecil Aceh, Riau, Sulawesi bagian tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi Tenggara, sebagian kecil NTT, sebagian kecil Kepulauan Maluku, dan sebagian Papua bagian tengah.
Maka dari itu, BMKG mengimbau semua pihak untuk memanfaatkan curah hujan ini untuk mengisi tempat-tempat air, seperti waduk, bendungan, irigasi, dan embung-embung.
Hal ini bertujuan untuk menjamin ketahanan air dan energi persiapan musim kering yang bisa memincu kekeringan hingga kebakaran kawasan hutan dan lahan pada tahun 2025 mendatang.
Editor : Khasan Rochmad