JOMBANG - Kisah sukses datang dari sebuah sudut sunyi Desa Watu Dakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Suara gemericik air dari kolam-kolam kecil mengiringi langkah seorang pemuda berusia 22 tahun yang saban pagi menyapa ‘pasukan capit’ peliharaannya. Ia adalah Muhammad Jadid Maulana, pemuda desa yang diam-diam merajut mimpi besar dari kolam kecil berukuran 1 x 3 meter.
Bermula dari rasa penasaran dan tekad sederhana saat masih duduk di bangku SMA, Jadid memutuskan mencoba hal yang tak lazim dilakukan anak muda di kampungnya, yaitu membudidayakan lobster air tawar. Awalnya Jadid hanya coba-coba, namun kini berubah menjadi ladang rupiah yang menghasilkan puluhan juta per bulan.
Jadid menuturkan bahwa prospek budidaya lobster tersebut memiliki peluang bisnis yang besar karena tingginya peminat pada lobster. Bahkan budidaya lobsternya pun masih sering kekurangan stok
“Kalau prospek kedepannya itu sangat bagus, karena permintaan konsumsi sendiri itu cukup tinggi sekali. Bahkan stok kita juga banyak kekurangan untuk size konsumsi,” ungkap Jadid.
Setiap pagi, Jadid mengawali harinya dengan mengecek akuarium berisi indukan lobster. Beberapa sudah bertelur, sebagian lagi siap memijah. Ia tak butuh banyak waktu dan tenaga, karena budidaya ini tak merepotkan. Setelah itu, ia beralih ke kolam pembesaran sambil memberi makan peliharaannya. Rutinitas ini mungkin terlihat sederhana, tapi di baliknya tersimpan kerja keras dan ketekunan.
Meski butuh waktu sekitar sembilan bulan untuk pembesaran hingga panen, Jadid tak tinggal diam. Ia melakukan inovasi sembari menunggu lobster siap panen dengan mengembangkan sistem pembibitan dari indukan sendiri. Dengan begitu, saat menunggu panen lobster konsumsi, ia tetap bisa meraup untung dari penjualan bibit.
Kini, usahanya telah menjangkau pembeli dari luar kota hingga luar pulau. Kebanyakan permintaan datang dari Jakarta, Bali dan Madura. Kolam yang awalnya hanya berukuran 1 x 3 meter, saat ini telah berkembang menjadi 12 kolam permanen yang masing-masing diisi minimal 30 lobster per kolamnya.
“Kalau kirim kita kebanyakan ke Jakarta, Bali sama Madura. Jadi kita juga melayani lokal ataupun luar pulau seperti Madura dan Bali,” ujar Jadid
Harga lobster konsumsi yang ia panen pun tak main-main, yakni mencapai Rp150 ribu hingga Rp180 ribu per kilogram.
Dalam sebulan, Jadid bisa mengantongi penghasilan antara Rp10 juta hingga Rp20 juta. Di usianya yang masih muda, saat banyak teman sebayanya sibuk mencari pekerjaan, Jadid justru menciptakan lapangan kerja sendiri. Di kampungnya, ia sudah dianggap sebagai inspirasi hidup, bukti bahwa dari desa kecil pun, mimpi besar bisa tumbuh dan mekar, asal ada kemauan, tekad dan ketekunan. (Alfi Damayanti)
Editor : M Fakhrurrozi