LUMAJANG - Banjir yang melanda Dusun Pesil dan Krajan Barat, Desa Rowokangkung, Kecamatan Lumajang, terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Debit air Sungai Banter meluap karena aliran tidak mampu tertampung, terutama akibat sedimentasi yang tinggi di dasar sungai.
Ketinggian air banjir mencapai hampir satu meter, merendam dapur warga hingga sumur, dan memutuskan sebagian besar aktivitas harian masyarakat.
"Untuk ketinggian banjir hampir 1 meter. Tidak masuk ke dalam rumah, tetapi masuk ke wilayah dapur, jadi tidak bisa memasak. Akibat banjir, aktivitas saya cukup terganggu, apalagi suami tidak bisa berjualan bakso keliling," ujar Yayuk, salah seorang warga korban banjir.
Banjir ini juga berdampak pada sektor pertanian warga. Ratusan hektar lahan pertanian, termasuk tanaman tebu dan cabai, ikut terendam.
Warga berharap ada bantuan makanan siap saji dari pemerintah mengingat sebagian besar tidak dapat beraktivitas seperti biasa.
Patria Dwi Hastiadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, menyebutkan bahwa ada sekitar 200 kepala keluarga di Dusun Pesil dan 100 kepala keluarga di Dusun Krajan Barat yang terdampak banjir.
BPBD tengah menyiapkan langkah antisipasi jika banjir semakin parah, termasuk membuka dapur umum untuk warga.
"Kurang lebih kalau di daerah Dusun Pesil ini ada 200 KK, kemudian di Krajan Barat sekitar 100 KK. Harapannya tidak akan terjadi banjir yang lebih parah. Kalau parah, kemudian aktivitas dapur masyarakat lumpuh, kami berencana membuka dapur umum," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa salah satu penyebab utama banjir adalah pendangkalan sungai akibat sedimentasi. "Air sungai yang meluap, sedimen teramat banyak, menyebabkan pendangkalan dan air meluber ke rumah warga dan sekitarnya," jelasnya.
Dengan kondisi saat ini, warga berharap pemerintah dapat segera memberikan bantuan, terutama makanan siap saji dan dukungan untuk mengatasi dampak banjir yang melumpuhkan aktivitas mereka. (Yongki Nugroho/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe