PASURUAN - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) melalui Tim Kerja Literasi menyelenggarakan sesi akhir Bimbingan Teknis (Bimtek) Cerdas Mengulas Buku bagi siswa sekolah dasar di Kabupaten Pasuruan, Senin (11/8/2025). Kegiatan yang berlangsung di Aula Rumah Makan Kebon Pring ini diikuti 200 siswa dari berbagai sekolah, terdiri dari 100 siswa kelas 3 dan 100 siswa kelas 5.
Program ini merupakan bagian dari implementasi kebijakan nasional Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra.
Tujuannya adalah memperkuat budaya literasi kritis di kalangan pelajar, khususnya di tingkat sekolah dasar, agar peserta didik tidak hanya mahir membaca, tetapi juga mampu memahami, mengkritisi, dan mampu menyampaikan kembali informasi yang didapat dari buku.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas. Dalam sambutannya, Retno menyampaikan bahwa kegiatan mengulas buku memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekadar membaca. Retno menekankan pentingnya menanamkan keterampilan literasi sejak dini sebagai bekal anak-anak menghadapi perkembangan zaman.
"Melalui kegiatan ini, saya berharap anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga mampu memahami, mengkritisi, dan menyampaikan kembali isi buku dengan cara mereka sendiri," ujarnya.
Retno menyebut keterampilan literasi menjadi pondasi penting bagi perkembangan pola pikir, kreativitas, dan rasa ingin tahu anak.
"Keterampilan literasi tidak hanya berhenti pada kemampuan membaca, tetapi juga mencakup kemampuan memahami, mengkritisi, dan mengulas informasi yang diperoleh,” tambahnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan, Maria Ulfa, turut mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Program ini sejalan dengan visi kami untuk melahirkan generasi pelajar yang tidak hanya pandai membaca, tetapi juga mampu menganalisis dan menyampaikan kembali informasi dengan bahasa mereka sendiri,” katanya.
Sesi penutup menghadirkan Ketua Komunitas Rumah Menulis, Muhari, yang memandu latihan mengulas buku. Ia mengajarkan teknik sederhana seperti membuat peta pikiran, menuliskan inti cerita dalam tiga kalimat, dan menyampaikan ulasan secara lisan.
“Saya ingin anak-anak berani mengungkapkan pendapat, tidak takut salah, dan terbiasa mengapresiasi karya orang lain. Literasi bukan hanya soal membaca, tapi juga menghargai ide dan gagasan,” tutur Muhari.
BBP Jatim berharap manfaat bimtek ini tidak hanya dirasakan peserta, tetapi juga menyebar ke lingkungan sekolah dan masyarakat. Program ini menjadi bagian dari upaya memperkuat budaya literasi kritis di kalangan pelajar sekolah dasar. (*)
Editor : A. Ramadhan