NGAWI - Pemerintah Kabupaten Ngawi mengungkapkan kekhawatirannya atas dampak banjir yang sering terjadi di wilayah Kecamatan Kwadungan, yang dapat mempengaruhi hasil produktivitas pertanian.
Banjir yang kerap melanda wilayah tersebut diakibatkan oleh luapan Sungai Bengawan Madiun. Wilayah Kecamatan Kwadungan, Pangkur, Geneng, dan Padas di Kabupaten Ngawi dikenal sebagai daerah langganan banjir, terutama pada musim penghujan.
Kejadian banjir ini seringkali merusak lahan pertanian yang luas, yang menjadi salah satu sektor penting dalam ketahanan pangan daerah. Selain itu, banjir yang terjadi tidak hanya mengancam ketahanan pangan, namun juga berdampak pada perekonomian masyarakat yang sebagian besar bergantung pada hasil pertanian.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, menyampaikan bahwa usulan pembangunan tanggul di Kecamatan Kwadungan telah disampaikan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Kami mengajukan tanggul sebagai penunjang ketahanan pangan dan perekonomian, mengingat seringnya banjir saat musim hujan yang menyebabkan gagal panen. Saat ini, usulan sudah sampai di Wamen PU dan tinggal menunggu eksekusi serta komunikasi antara pusat dan daerah," jelasnya.
Bupati juga menambahkan, bahwa dengan adanya tanggul di Sungai Bengawan Madiun, diharapkan banjir yang selama ini terjadi bisa diminimalisir, sehingga warga dapat melanjutkan kegiatan pertanian mereka tanpa hambatan. Ia berharap, dengan dukungan dari pemerintah pusat, proyek infrastruktur ini bisa segera terlaksana.
Seperti diketahui, Kecamatan Kwadungan dan beberapa kecamatan lainnya di Kabupaten Ngawi menjadi langganan banjir pada musim hujan. Luasnya area pertanian yang terdampak banjir menjadi perhatian serius bagi Pemkab Ngawi dalam upaya menjaga ketahanan pangan daerah.
Dengan usulan tersebut, diharapkan dapat meminimalisir dampak banjir dan memberikan rasa aman bagi petani serta masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian. (Ito Wahyu/Intan Putri)
Editor : M Fakhrurrozi