BANYUWANGI - Penumpukan kendaraan masih terpantau di halaman parkir Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi hingga Jumat (7/7/2023) malam. Kendaraan pribadi, truk logistik, maupun bus-bus pariwisata mendominasi banyaknya antrian di pelabuhan. Tak hanya di dalam kantong parkir, antrian juga masih terjadi hingga menuju arah jalan raya Situbondo-Banyuwangi sejauh 13 kilometer utara pelabuhan. Hal ini mengakibatkan kemacetan panjang.
Satu kendaraan harus mengantri selama 12 jam lebih agar mereka bisa masuk ke dalam pelabuhan menuju Bali menggunakan kapal feri. Tak hanya merugikan calon penumpang kapal, kemacetan kendaraan di jalan raya ini juga merugikan masyarakat sekitar karena mobilitas mereka terganggu.
Bagas, salah satu calon penumpang kapal, mengaku telah mengantri lebih dari 12 jam. Ia mengaku telah antri dari Banyuwangi. “Saya sudah seharian tidak tidur,” ucapnya saat ditemui dalam mobilnya.
Kasatlantas Polresta Banyuwangi Kompol Randy Asdar, mengimbau masyarakat yang hendak menyeberang ke Bali untuk menunda perjalanannya hingga kondisi normal dan cuaca bersahabat.
Baca Juga : Mulai Dinihari Tadi, Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk Bali Ditutup 24 Jam
“Terkait kepadatan lalu lintas, saat ini tim urai dari Samapta Polresta Banyuwangi masih menyisir kepadatan-kepadatan arus lalu lintas. Saat ini ada sendatan-sendatan kendaraan dari arah utara menuju ke Pelabuhan Ketapang. Kami melakukan pola-pola rekayasa bersama rekan-rekan di lapangan,” ujar Kompol Randy.
Berdasarkan evaluasi dan monitoring, selain faktor alam dan banyaknya masyarakat yang akan berlibur ke bali, salah satu penyebab kemacetan karena adanya perbaikan dermaga ponton di Gilimanuk. Dermaga itu saat ini dalam pembangunan menjadi dermaga moveable bridge.
Dampak perbaikan, dermaga ponton tersebut tidak bisa dioperasikan. Sementara faktor alam yang turut menjadi penyebab kemacetan adalah adanya gerakan arus bawah laut yang mengganggu proses sandar kapal. kondisi seperti ini memaksa kapal tidak bisa sandar dan harus menunggu satu atau dua jam. (Iqbal Mustika, Handoko Khusumo)
Editor : Iwan Iwe