Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. di Jawa Timur bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga perayaan budaya yang kaya keberagaman.
Selain tradisi tumpengan, terdapat berbagai ritual unik lainnya yang masih dilestarikan hingga kini di berbagai daerah di Jawa Timur.
Yuk, mengetahui keunikan tradisi peringatan Maulid Nabi di berbagai daerah di Jawa Timur. Berikut daftarnya.
1. Tradisi Tumpengan di Malang
Baca Juga : KPU Jatim Ajak Semua Elemen Jaga Keamanan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024
Tumpengan adalah simbol syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tumpengan menjadi ungkapan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Hampir seluruh daerah di Jawa Timur masih melakukan tradisi tumpengan sebab menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Maulid Nabi.
Nasi tumpeng yang disusun bertingkat dengan berbagai lauk pauk dan sayuran memiliki makna filosofis tersendiri.
Baca Juga : Debat Ketiga Pilgub Jatim 2024 Digelar Hari Ini, Angkat Tema Akselerasi Pembangunan Infrastruktur
Tradisi tumpengan seringkali menjadi ajang berkumpulnya keluarga besar sehingga mempererat tali silaturahmi.
Tumpengan mengandung nilai-nilai luhur seperti kesederhanaan, kebersamaan, dan rasa syukur.
2. Tradisi Grebeg Maulud di Tulungagung
Baca Juga : Polres Pasuruan Ungkap Jaringan Narkoba Lapas, Tangkap 4 Tersangka dan Sita 85 Gram Sabu
Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini sekaligus menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarmasyarakat.
Tradisi Grebeg Maulud diisi dengan pembacaan selawat nabi dan barzanji (puji-pujian berisi kisah hidup nabi) di masjid.
Para warga akan datang ke masjid dengan membawa nasi berkat yang dibagikan secara merata setelah doa bersama.
Baca Juga : BMKG Imbau Potensi Banjir Rob di Sejumlah Wilayah Akibat Fenomena Supermoon
3. Tradisi Sebar Udikan di Madiun
Tradisi Sebar Udikan masih dilakukan di Madiun secara turun-temurun. Tradisi ini merupakan cara untuk untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tradisi Sebar Udikan dilakukan dengan cara melempar uang koin kepada warga. Tradisi ini mengandung makna berbagi rezeki dan kebahagiaan dengan sesama.
Baca Juga : Program Ketahanan Pangan: Warga Binaan Lapas Kelas 1 Malang Kelola Lahan dan Budidaya Ikan
Dulunya, tradisi ini berasal dari seorang warga yang ingin beramal kepada warga miskin, tetapi dilakukan dengan melempar uang koin agar berebut. Tradisi ini sebagai simbol rasya syukur atas rezeki yang dimiliki.
4. Tradisi Keresen di Mojokerto
Setiap tahunnya, warga Mojokerto merayakan Maulid Nabi dengan cara yang unik melalui Tradisi Keresan.
Tradisi Keresen dilakukan dengan menghias pohon keres dengan berbagai macam hasil bumi, pakaian, dan pernak-pernik lainnya.
Pohon keres dianggap sebagai simbol kehidupan yang terus berputar. Puncak acaranya adalah saat warga berlomba-lomba mengambil hadiah yang digantung di pohon tersebut.
5. Tradisi Endhog-endhogan di Banyuwangi
Tradisi Endhog-endhogan di Banyuwangi merupakan perwujudan keimanan dan kreativitas masyarakat dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.
Seperti namanya, endhog mempunyai arti telur. Tradisi Endhog-endhogan menggunakan telur yang dihias dengan penuh warna. Terdapat makna simbolis yang menjadi pusat perhatian dalam perayaan ini.
Tradisi Endhog-endhogan dilakukan dengan menghias telur ayam atau bebek dengan berbagai macam hiasan, kemudian telur-telur tersebut dibawa ke masjid.
Tradisi ini melambangkan kesucian dan kemurnian hati. Tak hanya itu, tradisi ini juga mempererat tali silaturahmi antarwarga, tetapi juga menjadi sarana untuk mengenalkan nilai-nilai luhur Islam kepada generasi muda.
Editor : Khasan Rochmad