Di balik gemerlap modernitas kota Surabaya, tersembunyi sebuah warisan sejarah yang mengingatkan kita akan perjuangan bangsa. Rumah HOS Tjokroaminoto, kini berfungsi sebagai museum, tak hanya memotret masa lalu, tetapi juga mengajak generasi muda untuk memahami pentingnya semangat kebangsaan yang pernah membara di dalamnya.
Di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya, tersimpan sebuah permata sejarah yang bukan hanya merekam masa lalu, tetapi juga mengajak generasi muda merenungkan arti penting perjuangan bangsa. Rumah HOS Tjokroaminoto, yang kini berfungsi sebagai museum, menjadi saksi bisu berbagai dinamika perjuangan kemerdekaan Indonesia.
HOS Tjokroaminoto, yang lahir pada 16 Agustus 1882, dikenal luas sebagai "Guru Bangsa". Ia adalah tokoh sentral dalam pergerakan nasional yang membangkitkan semangat kebangsaan di kalangan rakyat Indonesia. Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga tempat berkumpulnya pemuda-pemuda calon pemimpin bangsa untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Sejak diresmikan sebagai museum, tempat ini menjadi pusat pendidikan yang aktif, terutama bagi generasi muda.
Ali Azhar D, seorang konten kreator yang fokus pada sejarah, menjelaskan pentingnya Rumah HOS Tjokroaminoto dalam konteks sejarah Indonesia. “Melalui museum ini, kita bisa melihat langsung artefak-artefak penting, seperti surat-surat dan foto-foto yang mencerminkan perjuangan Tjokroaminoto. Ini adalah pengingat bahwa sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga pelajaran berharga untuk masa kini dan masa depan,” ujarnya.
Museum ini menawarkan berbagai program edukasi, termasuk tur sejarah yang dipandu oleh narasumber berkompeten. Dalam program-program tersebut, pengunjung diajak memahami peran strategis Tjokroaminoto dalam mengorganisir rakyat melalui Sarekat Islam, yang berdiri pada tahun 1912. Sebagai salah satu organisasi massa pertama yang memperjuangkan hak-hak rakyat, Sarekat Islam menjadi cikal bakal kesadaran kolektif untuk melawan penjajahan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ali Azhar D berinovasi dengan memanfaatkan teknologi, seperti augmented reality (AR), untuk meningkatkan daya tarik museum bagi generasi muda. “Kami ingin membawa sejarah lebih dekat kepada generasi muda dengan cara yang interaktif dan menarik. Sejarah seharusnya tidak membosankan, tetapi menjadi pengalaman yang menggugah rasa ingin tahu,” jelasnya.
Sebagai pusat pembelajaran, museum ini tidak hanya menarik pengunjung umum, tetapi juga siswa dan mahasiswa yang menjadikannya bagian dari program studi mereka. Data menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam acara diskusi dan seminar yang diadakan di sini terus meningkat setiap tahunnya, mencerminkan minat dan kesadaran yang tinggi untuk mempelajari sejarah bangsa.
Lebih dari sekadar sumber informasi, museum ini memiliki dampak sosial dan budaya yang kuat. Keberadaannya telah menginspirasi banyak seniman, penulis, dan aktivis budaya di Indonesia. Ali Azhar D mencatat, “Pemikiran Tjokroaminoto terus mengalir dalam karya-karya seni dan sastra yang mengangkat tema perjuangan dan keadilan. Ini menunjukkan bahwa warisan budaya kita masih hidup dan relevan hingga saat ini.”
Bagi masyarakat Surabaya, rumah HOS Tjokroaminoto bukan hanya sekadar situs sejarah, tetapi juga menjadi ruang komunitas untuk merayakan warisan budaya. Kegiatan-kegiatan komunitas yang diadakan di sini memperkuat ikatan sosial warga, menumbuhkan rasa kebersamaan dalam mengenang perjuangan para pahlawan.
Penting bagi kita untuk terus menjaga dan melestarikan situs-situs bersejarah seperti Rumah HOS Tjokroaminoto. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama agar semangat perjuangan para pahlawan tetap hidup dalam diri setiap warga negara. Melalui penghargaan terhadap sejarah, kita bisa membangun karakter dan identitas bangsa yang kuat.
Dengan upaya kreatif dari berbagai pihak, khususnya melalui inisiatif Ali Azhar D yang menjangkau masyarakat melalui media sosial, harapan akan masa depan yang lebih baik semakin terang. Generasi muda diharapkan tidak hanya mengenal, tetapi juga menghargai dan meneruskan nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan oleh para pendahulu. (*)