Dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda ke-96 dan Hari Pahlawan 2024, Astagatra Institute merilis kajian bertajuk Bina Muda Astagatra (BiMA). Kajian ini mengangkat tema "Nasionalisme Generasi Muda dalam Olahraga" dan melibatkan 442 responden Gen-Z berusia 17–25 tahun dari Aceh.
Direktur Eksekutif Astagatra Institute, Nyoman Gde Agus Asrama, menjelaskan bahwa kajian ini bertujuan membangun pemikiran kritis generasi muda dengan nilai kebangsaan sebagai landasan. "Kajian ini relevan dengan tema Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, yang menekankan semangat cinta tanah air," ujar Nyoman saat memaparkan hasil kajian pada Jumat, 15 November 2024.
Olahraga sebagai Wadah Nasionalisme
Nyoman menyoroti pentingnya olahraga dalam membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda. Ia menilai tahun 2024 sebagai momen bersejarah bagi olahraga Indonesia, dengan keberhasilan penyelenggaraan PON XXI di Aceh-Sumut dan pencapaian atlet Indonesia di Olimpiade Paris.
"Olahraga adalah bentuk perjuangan menuju Indonesia Emas. Ini merupakan peluang besar untuk membangun semangat kebangsaan," jelas Nyoman.
Menurutnya, ajang olahraga nasional menjadi sarana efektif untuk memperkuat persatuan. Prestasi atlet muda juga menjadi inspirasi nyata bagi generasi berikutnya untuk terus berkarya.
Kesenjangan Persepsi Nasionalisme
Kajian BiMA mengungkap adanya kesenjangan persepsi terkait dampak olahraga terhadap nasionalisme. Skor persepsi terhadap kualitas ajang olahraga mencapai 4,41 dari 5,00, sedangkan dampaknya terhadap nasionalisme hanya 4,38.
"Kesenjangan ini menunjukkan bahwa generasi muda menikmati olahraga, tetapi belum sepenuhnya memahami nilai-nilai kebangsaannya," ungkap Nyoman. Ia menegaskan perlunya edukasi dan pembinaan strategis untuk mengatasi tantangan ini.
Kolaborasi untuk Peningkatan Fasilitas
Dalam kesempatan yang sama, Astagatra Institute menyerukan kolaborasi berbagai pihak untuk meningkatkan fasilitas olahraga di seluruh daerah. Infrastruktur yang memadai dinilai menjadi kunci untuk mendukung pengembangan potensi atlet, terutama di wilayah terpencil.
"Olahraga harus menjadi alat pemersatu bangsa dan inspirasi bagi generasi mendatang," tutup Nyoman. Ia berharap kajian ini dapat memperkuat peran olahraga sebagai pembentuk karakter dan simbol kebanggaan nasional. (*)