NGANJUK - Wisata petik alpukat di Lereng Gunung Wilis, Dusun Bumo, Desa Duren, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, menawarkan sensasi berbeda bagi para pengunjung yang ingin menikmati langsung kesegaran alpukat dari pohonnya.
Kebun alpukat yang berada sekitar 24 kilometer dari Kota Nganjuk ini menyajikan pengalaman yang tidak hanya menyenangkan, tapi juga menantang.
Untuk mencapai kebun yang masih alami ini, pengunjung harus melewati jalan setapak berbatu sejauh 100 meter dari Desa Duren.
Meski perjalanan cukup berat, rasa lelah akan terbayar saat pengunjung tiba di kebun dan menikmati keseruan memetik alpukat dari pohonnya yang dekat dengan tanah — hanya sekitar 15 sentimeter dari permukaan tanah. Jika buah berada di posisi tinggi, galah panjang disiapkan untuk mengambilnya.
Maria Ulfa, salah seorang wisatawan asal Bojonegoro, yang datang bersama teman-temannya, merasa sangat puas dengan pengalaman ini.
Menurutnya, sensasi memetik alpukat langsung dari pohon sangat berbeda dengan membeli di pasar.
“Kami dari berbagai daerah, ke Wilis untuk memetik buah alpukat yang mudah dipetik karena pohonnya dekat dengan tanah. Yang tinggi bisa diambil menggunakan galah meskipun jalannya cukup susah,” ujar Maria.
“Perbedaan beli dan memetik sendiri itu sensasinya karena ada perasaan senang. Kalau di pasar kan beli, kalau di sini memetik sendiri dan bisa memilih. Baru pertama kali kesini tapi enak, ayo ramai-ramai kesini!” tambahnya dengan penuh antusiasme.
Bambang Wiyono, pemilik kebun yang awalnya hanya digunakan untuk kebutuhan pribadi, kini mengembangkan kebunnya menjadi wisata petik alpukat.
Ia menceritakan bahwa banyak warga yang datang untuk membeli alpukat, namun semakin banyak yang tertarik untuk memetik langsung dari pohonnya.
“Kebun saya lokasi Nganjuk barat daya, berbatasan dengan Madiun. Kami tanam sekitar 100 pohon alpukat dengan berbagai jenis, ada Aligator, Markus, yang besarnya hampir 1 kg satu buahnya. Teman-teman yang kesini ini kita sedang memetik alpukat lokal mentega,” jelas Bambang.
Bambang menambahkan bahwa harga jual alpukat di kebunnya adalah Rp15.000 per kilogram.
“Kalau disini bebas, pokoknya orang senang, tidak masalah dengan kami, jika perlu kita turunin harga tidak ada masalah dari harga pasar,” katanya.
Ia berharap agar pemerintah setempat dapat membantu memperbaiki akses jalan menuju kebun, sehingga lebih memudahkan transportasi dan menarik lebih banyak pengunjung.
Wisata petik alpukat di Lereng Gunung Wilis ini tidak hanya menawarkan buah segar, tetapi juga latar belakang alam yang indah untuk berswafoto dan tantangan medan yang menambah keseruan.
Dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang, wisata ini berpotensi menjadi destinasi unggulan di Kabupaten Nganjuk. (Achmad Syarwani/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe