Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi mulai memasuki musim kemarau sejak pertengahan April 2025
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rahmayani mengatakan, proses transisi musim sudah berlangsung dan akan terus meluas ke wilayah lainnya sepanjang Mei.
“Sebagian besar wilayah Banyuwangi telah masuk musim kemarau sejak dasarian kedua April. Sisanya diprediksi akan menyusul pada awal hingga pertengahan Mei,” jelas Rahmayani, dikonfirmasi, Jumat (2/5/2025).
Ia menerangkan, arah angin yang dominan berasal dari timur menunjukkan adanya pengaruh angin monsun Australia. Angin ini membawa massa udara yang kering dan relatif dingin.
BMKG memperkirakan puncak musim kemarau di Banyuwangi akan berlangsung pada bulan Juli hingga September 2025. Sementara itu, sifat hujan selama musim kemarau diprediksi berkisar antara bawah normal hingga normal.
“Awal musim kemarau tahun ini juga diprediksi maju dari normalnya 5 ZOM (Zona Musim) dan sama dengan normalnya (1 ZOM),” tambahnya.
Rahmayani mengimbau masyarakat untuk mulai melakukan penyesuaian terhadap kondisi cuaca yang lebih kering dan panas. Terutama saat siang hari, dimana panas terik matahari langsung menyinari permukaan bumi akibat tutupan awan yang minim.
“Kami imbau masyarakat untuk menjaga kesehatan, terutama saat cuaca sangat terik. Konsumsi air yang cukup dan gunakan pelindung diri seperti topi atau payung saat beraktivitas di luar ruangan,” jelasnya.
BMKG merincikan, adapun wilayah yang sudah masuk musim kemarau dasarian kedua April antara lain Kecamatan Banyuwangi, Bangorejo; Blimbingsari; Cluring, Gambiran; Giri, Glagah; Kabat; Pesanggaran; Purwoharjo; Rogojampi; Singojuruh; Siliragung; Srono; Muncar; Tegaldlimo; dan Tegalsari. Sedangkan April desarian ketiga hanya Kecamatan Wongsorejo.
Sementara wilayah lain seperti Kecamatan Kalipuro diperkirakan masuk musim kemarau pada awal Mei (dasarian satu). Kemudian disusul Kecamatan Licin; Songgon; Genteng; Glenmore; Kalibaru; dan Sempu pada pertengahan Mei (dasarian dua).
Handoko Khusumo
Editor : JTV Banyuwangi