Gaya hidup sedentary merupakan kebiasaan hidup kurang aktif yang ditandai dengan minimnya aktivitas fisik dalam sehari-hari.
Tren ini semakin marak di kehidupan masyarakat modern dewasa ini. Kesibukan dan rutinitas ini yang mengharuskan kita duduk berjam-jam di depan layar komputer atau gawai.
Tentunya, ini menjadi suatu kebiasaan yang tanpa disadari dilakukan setiap harinya. Terlebih lagi, gawai saat ini merupakan barang yang tidak bisa lepas dari genggaman.
Pada era modern seperti sekarang, gaya hidup yang serba digital dan tuntutan pekerjaan membuat kita memerhatikan layar lebih sering. Namun, kebiasaan ini dapat memicu berbagai macam penyakit.
Apa itu gaya hidup sedentary?
Gaya hidup sedentary ditandai dengan minimnya aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, tubuh kita dirancang untuk bergerak. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Biasanya, seseorang dengan gaya hidup ini cenderung menghabiskkan sebagian besar waktunya dengan duduk atau berbaring. Aktivitas seperti menonton televisi, bekerja di depan komputer, bermain gim, sering kali menjadi penyebab awal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kurangnya aktivitas fisik merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia. Sebanyak dua juta orang meninggal dunia tiap tahunnya akibat gaya hidup malas ini.
Dampak gaya hidup sedentary bagi kesehatan
Pola hidup yang kurang aktif berdampak besar bagi kesehatan seseorang. Gaya hidup sedentary bisa memicu munculnya berbagai risiko penyakit yang membahayakan bagi tubuh. Beberapa di antaranya:
1. Pemicu awal obesitas
Minimnya aktivitas fisik membuat kalori yang masuk tidak terbakar. Ini membuat kalori tersebut menjadi menumpuk menjadi lemak dan dapat menyebabkan obesitas.
2. Risiko diabetes lebih besar
Gaya hidup sedentary dapat menyebabkan resistensi insulin. Ini merupakan kondisi tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara aktif. Gaya hidup ini sering kali dikaitkan sebagai faktor utama penyebab obesitas.
3. Penyakit jantung
Duduk terlalu lama dapat memperlambat sirkulasi darah dan meningkatkan risiko pembentukan plak pada arteri. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat, tekanan darah, dan peradangan. Semua hal tersebut merupakan faktor risiko pemicu munculnya penyakit jantung.
4. Memicu gangguan mental
Gaya hidup sedentary juga dapat meningkatnya risiko gangguan mental. Ini disebabkan kurangnya aktivitas fisik yang merangsang hormon endorfin yang memproduksi rasa bahagia. Olahraga terbukti efektif dalam meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
Langkah pencegahan gaya hidup sedentary
Dampak buruk gaya hidup sedentary bisa dicegah dengan mulai menerapkan hidup sehat. Ini bisa dilakukan dengan mencoba meluangkan waktu minimal 30 menit untuk melakukan aktivitas fisik.
Beberapa kegiatan fisik yang bisa dilakukan, seperti berjalan kaki, berlari, bersepada, atau olahraga fisik lainnya. Selain itu, batasi juga waktu yang dihabiskan di depan layar, terutama saat di luar jam kerja.
Pilihan mudah lainnya juga dapat dilakukan dari aktivitas sehari-hari, seperti memilih naik tangga dibandingkan lift atau berjalan kaki ke tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Pola hidup sehat bukan hanya soal pola makan atau olahraga intens, tetapi juga menjaga tubuh tetap aktif sepanjang hari.
Mempertahankan gaya hidup aktif adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan. Dengan rutin berolahraga dan mengurangi waktu duduk, kita dapat mencegah berbagai penyakit dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Yuk, mulai perbaiki kebiasaan agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatan. Sedikit gerakan bisa berdampak besar pada kesehatan. (*)
Editor : Khasan Rochmad