JOMBANG - Ratusan Umat Hindu se Kabupaten Jombang menggelar larung sesaji menyambut perayaan hari Raya Nyepi. Larung Sesaji dilakukan di sumber mata air aliran sungai yang ada di lereng Gunung Anjasmoro Wonosalam. Kegiatan diawali dengan ritual di Pura Giri Anjasmoro dan dilanjutkan ke sumber mata air. Mereka berdoa dan meminta Sang Hyang Widhi memberikan keselamatan pada seluruh umat di Indonesia terhadap ancaman balak dan bencana.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jombang Juwadi mengatakan kegiatan upacara ini digelar menyambut hari raya nyepi. Sebelum menjalankan brata penyepian pada Hari Raya Nyepi, ada dua prosesi yang dilakukan umat Hindu. Pertama upacara Melasti kemudian Tawur Agung dan Pawai Ogoh-ogoh. ”Untuk Tawur Agung dan Pawai Ogoh-ogoh kita laksanakan minggu depan,’’ katanya, Minggu (19/3/23).
Dalam upacara melasti ini kegiatan diawali dengan ditandai dengan pengambilan sumber mata air yang dilakukan romo mangku. Prosesi lalu dilanjutkan dengan caru alias membersihkan buana. “Ini bentuk penyucian diri kita sebelum menyambut hari raya Nyepi,” jelasnya.
Di Pura tersebut, ratusan umat Hindu mengikuti ritual dengan khusuk. Mata terpanjam sambil menyatukan tangan di depan dada mereka mendengarkan lantunan ritual yang dilakukan oleh romo mangku. Kegiatan tidak hanya diikuti kelompok laki laki, sejumlah ibu dan anak anak muda ikut terbawa dalam lantunan pujian sembahyang. Mereka dengan khidmat melaksanakan upacara di tengah hening suasana pegunungan. Suara gamelan dan lonceng yang dipegang sang room mengiringi proses upacara yang digelar.
Upacara melasti ini dimaksudkan untuk mensucikan buana agung atau alam semesta dan buana alit atau diri manusia sendiri. Tujuannya agar dihapuskan segala dosanya sehingga terbebas dari aura negatif dan dihindarkan dari marabahaya atau bencana. Mereka berharap seluruh umat bangsa di negeri ini terhindari dari balak bencana yang mengalami baik dari alam atau musibah sosial lainnya.
Usia mengikuti berbagai ritual, aneka sesaji yang sudah disiapkan langsung diarak menuju sumber mata air yang berjarak sekitar 50 meter dari pura. Seluruh umat hindu mengiringi sesaji berbentuk gunungan yang dipanggul oleh sejumlah umat hindu.
Semenara sang romo mangku membawa sebagian sesaji ke pinggiran aliran sungai dari pusat pura sumber air dipuncak pegunungan. Secara bersama sama mereka membuang bahan - bahan sesaji ke sungai atau yang disebut larung banteng. Harapannya, seluruh keburukan yang ada dalam diri manusia ikut hilang terbawa arus sungai. “Kita tentu berharap kepada Sang Hyang Widhi untuk selalu memberikan keberkahan pada hidup kita dan dijauhkan dari bencana,’’ harapnya mengakhiri.
Reporter:Saiful Mualimin
Editor : Vita Ningrum