SURABAYA - Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya kembali mengukuhkan dua guru besar baru pada Kamis (23/10/2025).
Dua guru besar tersebut adalah Prof. Dr. Pipit Festi Wiliyanarti, S.Kep., Ns., M.Kes dan Prof. Dr. Dra. Sujinah, M.Pd. Atas dikukuhkannya dua guru besar ini maka total profesor di 'Kampus Sejuta Inovasi' itu mencapai 14 orang.
Rektor UM Surabaya, Mundakir menekankan agar para guru besar tidak hanya fokus pada riset di jurnal, tapi harus berkontribusi langsung mengatasi persoalan di masyarakat.
"Alhamdulillah. Dengan bertambahnya dua guru besar yang hari ini dikukuhkan, total guru besar kami menjadi 14 orang," ujar Mundakir.
Baca Juga : Ribuan Gen-Z Mahasiswa Baru UMSurabaya Gaungkan Simbol Kebebasan Lewat Layang-Layang
Ia berharap penambahan profesor ini kian menumbuhkan atmosfer akademik di UM Surabaya. Sejalan dengan program Kemendiktisaintek, ia menegaskan kampus harus berdampak.
"Peran guru besar kami harapkan betul-betul bisa turun ke bawah. Turut mengatasi persoalan di masyarakat. Melalui karya-karya risetnya yang bisa dimanfaatkan dan bermanfaat bagi masyarakat luas," tegasnya.
UM Surabaya memiliki target ambisius. Mundakir menargetkan minimal 10 persen dari total dosen atau sekitar 40 dosen meraih gelar profesor.
Baca Juga : Ungkap Sodium Bicarbonate Tingkatkan Performa Atlet, Prof Sukadiono Jadi Guru Besar UM Surabaya
"Meskipun target itu terasa agak besar, kita upayakan bisa mencapai minimal tahun ini bisa 10 persen dari jumlah dosen yang mempunyai jabatan akademik guru besar," ungkap Mundakir.
Saat ini, sudah ada dua pengajuan lagi yang sedang berproses. Selain itu, sekitar 10 dosen lain juga telah eligible untuk mengajukan gelar profesor.
"Karena ini bagian dari program akselerasi, kami ada tim untuk percepatan. Yaitu pendampingan untuk dosen-dosen yang saat ini lektor kepala dan sudah eligible untuk mengajukan guru besar," tambahnya.
Baca Juga : Lima Hari Belajar Coding dan AI, Guru SD Ciptakan Game Edukatif Sendiri
Dua guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Pipit Festi Wiliyanarti, S.Kep., Ns., M.Kes., Guru Besar Keperawatan Komunitas. Orasi ilmiahnya berjudul "Optimalisasi Kesehatan Komunitas dengan Pendekatan Health Promoting Family di Era Transformasi Layanan Kesehatan."
Dalam orasinya, Prof. Pipit mengajak semua pihak kembali ke fondasi dasar, yakni keluarga sebagai agen perubahan kesehatan bangsa. Ia menyoroti beban ganda penyakit (menular dan tidak menular) di Indonesia yang berakar dari rumah.
"Kita sering lupa bahwa akar dari semua ini ada di rumah. Kebiasaan makan, pola istirahat, cara kita merespons stres, semua dibentuk dari keluarga," ujarnya.
Baca Juga : Mendikdasmen RI Resmikan Center for Impactful Innovation (CII) UM Surabaya
Selanjutnya, Prof. Dr. Dra. Sujinah, M.Pd., dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Kepakaran Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Orasi ilmiahnya berjudul "Transformasi Pendekatan Pembelajaran: Dari Teaching-Centered Learning hingga Deep Learning, Berujung kepada Pendidik."
Dalam orasinya, Prof. Sujinah mengingatkan bahwa inti pendidikan adalah manusia, terutama sosok pendidik. Pendidikan Indonesia, katanya, butuh revolusi cara guru memahami makna mengajar, bukan hanya reformasi kurikulum.
"Pendidikan bukan tentang memindahkan ilmu dari pendidik ke murid, melainkan tentang menyalakan api ruh yang membuat proses pembelajaran menjadi bermakna," tutupnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi