SURABAYA - Terowongan Penyambung Terminal Intermoda Joyoboyo dan Kebun Binatang Surabaya (TUNNEL TIJ-KBS) resmi dibuka untuk umum setelah melalui pembangunan sejak Juni 2024. Dengan biaya pembangunan sebesar 31 miliar rupiah, terowongan sepanjang 172 meter ini kini menjadi bagian dari fasilitas baru yang memudahkan akses bagi pengunjung Kebun Binatang Surabaya, terutama di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Terowongan yang memiliki lebar 4 meter dan tinggi 3,5 meter ini dirancang untuk memberikan suasana menarik bagi para pengunjung yang melintas. Di sepanjang dinding terowongan, pengunjung akan disuguhi dengan berbagai infografik tentang satwa di Indonesia.
Tak hanya itu, selasar dinding terowongan juga dihiasi dengan video mapping bertema alam dan satwa disertai suara, yang memberikan pengalaman visual yang unik dan edukatif. Meskipun dilengkapi dengan fasilitas yang semakin memadai, harga tiket masuk KBS akan tetap normal.
"Dengan dioperasikannya terowongan ini, kami berharap dapat memberikan akses yang lebih muda bagi pengunjung Kebun Binatang Surabaya. Terowongan ini juga menjadi salah satu upaya kami untuk meningkatkan sektor pariwisata di Surabaya." ujar Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya, Senin (23/12/2024).
"Saya sangat terkesan dengan terowongan ini. Selain fungsinya yang mempermudah akses, video mapping yang ditampilkan juga sangat menarik dan edukatif. Ini memberikan pengalaman baru yang menyenangkan selama berkunjung ke Kebun Binatang Surabaya." ujar Sinta Mirandasari, pengunjung KBS.
Untuk mengantisipasi antusiasme wisatawan yang tinggi pada masa libur Nataru, Wali Kota Eri Cahyadi juga telah meminta manajemen Kebun Binatang Surabaya dan Satpol PP untuk mengatur lalu lintas
Terowongan TIJ-KBS diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Kebun Binatang Surabaya dan menjadi daya tarik wisata baru di Surabaya. Dengan fasilitas yang memadukan kemudahan akses dan hiburan digital, terowongan ini menjadi pilihan menarik bagi pengunjung yang ingin menikmati wisata edukatif dan menyenangkan.(Atiqoh Hasan/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe