PACITAN - Duka menyelimuti keluarga besar almarhum Sumari (60), seorang tukang becak asal Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang meninggal dunia saat kericuhan melanda kawasan Bundaran Gladak hingga Balai Kota Solo pada Jumat (29/8) malam. Jenazah almarhum telah dimakamkan di kampung halamannya, Desa Sendang, pada Sabtu (30/8) kemarin.
Sebelumnya, sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan warga mengevakuasi tubuh Sumari menggunakan becak motor di kawasan Pasar Gede. Korban diduga terkena paparan gas air mata saat tertidur di atas becaknya. Sekitar pukul 23.00 WIB, saksi mata melihat korban dalam kondisi lemas di dekat gedung parkir Ketandan.
Korban sempat duduk, lalu muntah sambil memegangi dada sebelum akhirnya dilarikan warga ke RSUD dr Moewardi. Namun, nyawanya tidak tertolong. Pihak keluarga menyebut almarhum memiliki riwayat penyakit jantung dan asma.
Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa almarhum merupakan warga Donorojo.
Baca Juga : Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Pacitan Naik Dua Kali Lipat Sepanjang 2025
“Betul, almarhum Sumari adalah warga kami dari Desa Sendang, Donorojo. Kami ikut berduka atas musibah ini. Dari informasi keluarga, memang almarhum memiliki riwayat penyakit jantung dan asma,” ujar Nasrul, Rabu (3/9/2025).
Lebih lanjut, Nasrul mengatakan pihak kecamatan telah memberikan pendampingan kepada keluarga, termasuk memastikan proses pemakaman telah berjalan dengan lancar.
Kericuhan sendiri berpusat di Bundaran Gladak. Meskipun Pasar Gede bukan lokasi benturan langsung, namun gas air mata yang ditembakkan aparat ke massa terbawa angin hingga ke Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo, dan kawasan Pasar Gede. Selain Sumari, sejumlah warga di sekitar lokasi juga sempat mengalami sesak napas akibat paparan gas air mata. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan