SURABAYA - Program Studi Manajemen FEB Universitas Airlangga (Unair) membuat gebrakan inovatif dengan menghadirkan mata kuliah yang memberikan dampak langsung berupa Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) kepada mahasiswa. Pada Senin, 15 November 2024, beberapa mahasiswa menerima sertifikat HaKI atas karya mereka.
Salah satu penerima sertifikat, Muhammad Haykal Rafsanjani Abdat, bersama Shafira Widyarani, memperoleh pengakuan atas karya yang dihasilkan melalui mata kuliah tersebut. Sertifikat juga diserahkan kepada Ria Anggraini Simanjuntak, mahasiswa Magister Manajemen (MM), yang mendaftarkan HaKI atas strategi yang diusulkan dalam tesisnya. Sementara itu, Fajrin Purnomo dari program Magister Sains Manajemen (MSM) menerima HaKI atas karyanya berupa game edukasi tentang zakat.
Mata Kuliah dengan Dampak HaKI
Beberapa mata kuliah dirancang secara khusus untuk memberikan peluang bagi mahasiswa menghasilkan karya yang dapat didaftarkan sebagai HaKI. Di antaranya:
Baca Juga : Sukses Selenggarakan 3rd IMMARA 2024, FEB UNAIR Raih Penghargaan
1. Pemasaran Internasional (S1)
Mahasiswa membuat YouTube Channel bertema pemasaran internasional.
2. Komunikasi Pemasaran Terpadu (S1)
Mahasiswa merancang materi promosi untuk klien nyata.
3. Etika Bisnis (S1)
Mahasiswa menghasilkan karya terkait etika bisnis.
4. Etika Bisnis dan CSV (MM)
Karya berupa kegiatan Creating Shared Value (CSV) yang dirancang oleh mahasiswa.
Dr. Gancar C. Premananto , dosen pengampu mata kuliah ini, menjelaskan pentingnya HaKI dalam pendidikan tinggi. "Mahasiswa harus sadar bahwa karya intelektual mereka layak didaftarkan dan diakui melalui HaKI. Ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menambah nilai di CV mereka sebagai bukti nyata kontribusi intelektual sepanjang masa kuliah," ujar Dr. Gancar.
Pengakuan yang MembanggakanFajrin Purnomo, salah satu penerima sertifikat HaKI, mengungkapkan rasa syukurnya. "Menerima sertifikat HaKI merupakan momen luar biasa. Dukungan dari Universitas Airlangga untuk memfasilitasi pendaftaran HaKI sangat saya apresiasi. Ini memotivasi saya untuk terus berkarya demi manfaat masyarakat sekaligus menginspirasi mahasiswa lainnya," ujarnya.
Terobosan ini menjadi langkah maju dalam mendorong mahasiswa FEB Unair untuk menciptakan karya intelektual yang tidak hanya inovatif, tetapi juga memiliki dampak nyata yang diakui secara legal melalui HaKI. (*)
Editor : Iwan Iwe