SURABAYA - Komisi D DPRD Surabaya mendapat kado pakaian dalam dari Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 Jawa Timur. Hal ini, lantaran Komisi D tak juga menggelar hearing tentang permasalahan pemenang tender Rumah Sakit Surabaya Timur.
“Kami sudah dua kali menanyakan agenda hearing, ternyata sampai hari oleh komisi D belum mengagendakan. Jangankan diagendakan, rapat internal saja belum dilakukan, seakan tidak peduli dengan masalah ini. Karena itulah kami kritik dengan memberi kado berupa celana dalam wanita, BH, tolak angin dan kerokan,” kata Yusuf Husni, Ketua Kasgoro Jatim.
Pemberian kado pakaian dalam ini langsung membuat ramai Komisi D yang mayoritas anggotanya bergender perempuan. Komisi D langsung menggelar hearing dengan Kosgoro Jatim terkait proses lelang rumah sakit di Surabaya Timur. Rabu (27/9/2023)
Namun, sebelum membahas soal proses lelang proyek Rumah Sakit yang sedang dipersoalkan, seluruh anggota Komisi D terlebih dahulu meminta penjelasan soal kado berupa dalam wanita yang diterimanya.
Khusnul Khotimah selaku pimpinan rapat, mempersilahkan kepada Yusuf Husni untuk menjelaskan soal kado yang diberikan karena dinilai mengandung unsur pelecehan terhadap kaum perempuan.
Namun penjelasan Yusuf Husni spontan direspon tegas oleh Dyah Katarina asal fraksi PDIP, karena tidak terima jika gender perempuan dianggap sebagai simbol tidak gentlemen.
“Ini tidak ada kaitannya dengan yang lain-lain, karena sudah menyangkut harga diri perempuan, yo tak gaprak. Saya siap berhadapan,” kata Dyah Katarina sembari berdiri bertolak pinggang.
Hal senada juga dilakukan oleh Herlina Harsono Njoto asal Fraksi gabungan Demokrat-Nasdem, yang memberikan satu paket nasi padang dengan lauk otak sapi.
“Sego padang, soale ini pas jam makan siang, orang lapar biasane rodok kurang ngotak. Lauknya otak, mengingatkan supaya dalam berperilaku kita tetep pakek otak, pakek mikir. Nek kurang ngotak, boleh ditambahi,” ucap Herlina usai memberikannya kepada Yusuf Husni.
Ditanya soal tersebut, Moh Alyas Sekretaris Kosgoro Jatim menjelaskan jika sebaiknya tidak menelan mentah soal kado celana dalam, karena itu hanya sebuah simbolik dan sudah biasa dalam pergerakan.
“Jadi jangan diartikan terlalu jauh, kan ini sebetulnya hanya kebetulan saja pimpinan komisinya seorang perempuan. Sebenarnya tujuannya ke pimpinan dprd atau komisi c yang gendernya laki-laki, tetapi disposisinya ke Komisi D yang anggotanya banyak kaum perempuannya,” jelasnya kepada sejumlah wartawan sembari tersenyum. (Selvi Wang)
Editor : M Fakhrurrozi