SURABAYA - Setelah sebelumnya dibekukan akibat kontroversi karangan bunga, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) kini kembali aktif. Keputusan pencabutan pembekuan ini dilakukan setelah dialog konstruktif antara BEM FISIP UNAIR dan pihak dekanat.
"Saya mengapresiasi sikap proaktif Dekanat FISIP UNAIR yang bersedia berdialog. Hal ini menunjukkan, sebagaimana disampaikan oleh Prof. Bagong selaku Dekan FISIP UNAIR, bahwa mereka menjalankan peran sebagai 'orang tua' bagi mahasiswa," ujar Tuffahati Ullayyah Bachtiar, Presiden BEM FISIP UNAIR, di Surabaya pada Selasa (29/10/2024).
Tuffahati menegaskan bahwa aktifnya kembali BEM FISIP UNAIR adalah kemenangan kecil yang patut dirayakan, simbol perlawanan mahasiswa terhadap potensi otoritarianisme. Ia mengingatkan bahwa mahasiswa harus tetap waspada, karena rezim otoritarian dapat lahir kapan saja jika mahasiswa lengah.
"Dicabutnya surat pembekuan BEM FISIP UNAIR adalah bukti bahwa suara mahasiswa tidak bisa dibungkam. Mahasiswa harus terus memperjuangkan kebebasan berpendapat dan tidak perlu takut menyampaikan kritik karena budaya kritis adalah karakter mahasiswa," tambahnya. Tuffahati menegaskan bahwa BEM FISIP UNAIR akan selalu menjaga nalar kritis sebagai organisasi yang mewakili mahasiswa FISIP.
Baca Juga : Imbas Kritik Pelantikan Prabowo-Gibran Lewat Karangan Bunga, BEM FISIP Unair Dibekukan
Peristiwa ini juga menjadi pengingat penting akan hak fundamental kebebasan berpendapat. Mahasiswa berhak menyampaikan kritik dan aspirasi secara bertanggung jawab, sementara pihak kampus bertugas menciptakan lingkungan akademik yang mendukung pemikiran kritis.
Pernyataan BEM FISIP UNAIR ini didukung oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya. "LBH mendukung penuh BEM FISIP UNAIR dalam menjaga kebebasan berpendapat di kampus," ujar Habibus Shalihin.
Tuffahati juga berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk tidak takut menghadapi intimidasi dan terus menggunakan kreativitas dalam menyampaikan kritik. "Mari kita bersama melawan pemberangusan kebebasan akademik di kampus. Jangan sampai teman-teman takut mengekspresikan kritik atau rasa kekecewaan terhadap kebijakan yang dirasa tidak mewakili nilai-nilai yang diperjuangkan," tegasnya. (*)
Baca Juga : Tingkatkan Desa Wisata Sidoharjo dengan Pelatihan Digital Marketing
Editor : Iwan Iwe