SIDOARJO - Berbagai inovasi yang dihadirkan BPBD Jatim selama ini ternyata menarik perhatian BPBD provinsi lain.
Salah satunya, BPBD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan BPBD Kabupaten/Kota se-Kaltim yang berkunjung ke BPBD Jatim, Kamis (29/2/2024).
Sedikitnya 34 pegawai di lingkungan BPBD se-Kaltim melakukan kunjungan ke BPBD Jatim dengan dipimpin Kalaksa BPBD Prov. Kaltim, Agus Tianur.
Turut dalam rombongan ini, Kalaksa BPBD Kab. Kutai Timur M. Idris Syam, Kalaksa BPBD Kab. Penajam Paser Utara MS. Kuncoro, Sekretaris BPBD Kutai Kartanegara, Kabid PK Kab. Berau Tresna Rosano, Analis Kebencanaan Ahli Muda Kab. Samarinda Pamungkas Waluyo Adi, Kasi Pencegahan Kota Balikpapan dan sejumlah perwakilan dari BPBD Kab/Kota lain, termasuk perwakilan dari BPSDM dan Biro Umum setempat.
Baca Juga : Studi Tiru dan Sharing Program, BPBD Se-Kaltim Kunjungi BPBD Jatim
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto bersama segenap pejabat eselon III di lingkungan BPBD Jatim menyambut langsung kunjungan ini.
Turut mendampingi, Sekjen FPRB Jatim Catur Sudarmanto alias Mbah Darmo, Penata PB Ahli Madya Sriyono, Analis Kebencanaan Bidang Pencegahan Dadang Iqwandy dan Penata PB Ahli Muda Bidang Rehabilitasi Dhani Aribowo.
Selain mendapat penjelasan tentang program dan inovasi yang telah dihadirkan BPBD Jatim dari Kalaksa Gatot Soebroto, peserta kunjungan kerja dari BPBD se-Kaltim juga berkesempatan meninjau Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina), Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) dan Pusdalops BPBD Jatim.
Kalaksa BPBD Prov. Kaltim Agus Tianur mengaku sangat terkesan dengan kunjungan ini. Baginya, banyak sekali masukan dan program inovatif yang bisa diadopsi dari Jatim.
"Jawa Timur ini kabupaten/kotanya lebih banyak, jenis ancaman bencananya juga lebih banyak dan inovasinya juga banyak. Jadi, tepat sekali jika kita studi tiru disini," ujarnya.
Sementara, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto berharap, Tim BPBD Kaltim kali ini bisa mengambil manfaat dari kunjungan studi tiru saat ini.
"Kami menyampaikan beberapa saran, di antaranya, untuk terus melibatkan OPD lain, relawan, akademisi dan kelompok dunia usaha dalam penanganan bencana. Sebab bencana itu urusan bersama. Karena itu, dibutuhkan kolaborasi dengan unsur," terangnya. (Ayul Andim)
Editor : Ferry Maulina