SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendapatkan perhatian nasional setelah sistem kedaruratan Call Center (CC) 112 bakal dijadikan percontohan untuk diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Rencana tersebut bermula ketika Pemkot Surabaya menerima kunjungan kerja dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) RI, Selasa (10/9/2024).
Dalam kunjungan kerja tersebut, jajaran Kemenko Polhukam mempelajari implementasi pelaksanaan, komitmen, dan kedalaman dalam mewujudkan Smart City di Kota Surabaya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, mengatakan bahwa tujuan kunjungan kerja tersebut untuk mempelajari CC 112.
Kemenko Polhukam merasa terkesan dengan integrasi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya yang melibatkan berbagai elemen dan organisasi perangkat daerah (OPD).
"Jadi nanti di IKN akan dibentuk seperti 911 juga untuk kedaruratan dan mereka sangat salut dengan Surabaya, karena mereka baru melihat ternyata hanya Surabaya yang terintegrasi dan ada kolaborasi antara OPD," ujar Hebi, Kamis (12/9/2024).
Hebi juga mengungkapkan bahwa pemilihan Surabaya sebagai percontohan ini juga disebabkan respons kedaruratan dengan waktu yang cepat, yakni kurang dari 7 menit.
"Nah, ini baru ada di Indonesia, yaitu di Surabaya. Mereka akan menerapkan itu di IKN nantinya," imbuhnya.
Kelebihan lain yang dimiliki CC 112 ini bisa mendeteksi pelaku tindak kriminal bahkan hingga daftar pencarian orang (DPO) melalui kamera CCTV.
Hingga saat ini, kamera CCTV yang terkoneksi dengan CC 112 berjumlah sekitar 2.200 unit. Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga memiliki program kelurahan tanggap bencana yang tersebar di seluruh kecamatan se-Surabaya.
Lebih lanjut, Hebi memaparkan bahwa bentuk mitigasi yang diadopsi dari Kota Surabaya untuk diterapkan di IKN berguna untuk keamanan.
Beberapa di antaranya dapat digunakan untuk menjaga keselamatan di lingkungan istana presidan dan lingkungan pemerintahan di IKN.
Hal ini diterapkan untuk meningkatkan kewaspadaan sekaligus pemantauan jika ada aktivitas mencurigakan di lingkungan IKN.
Hebi juga memberi saran agar nantinya di IKN menerapkan jalur evakuasi kota. Ini bertujuan untuk memberikan petunjuk arah kepada warga ketika sewaktu-waktu terjadi bencana di IKN.
"Semisal nanti ada gempa dan sebagainya, itu sudah ada tuntunan ke mana warga harus menuju. Kalau nanti sampai belok kanan, kemudian di kanan mendekati bencana, itu sudah ada warning," tambahnya.
Hebi juga menambahkan bahwa meski CC 112 sudah memiliki banyak kelebihan, masih akan ada peningkatan terkait sarana dan prasana untuk ke depannya.
Peningkatan yang dilakukan mulai dari jaringan koneksi, komputer, alat deteksi benda di udara hingga early warning system (EWS) untuk gempa bumi.
"Karena peralatan ini kan sudah dari tahun 2016, ya. Jadi harus diperbarui komputernya, sistem komunikasinya, kemudian juga akses masuk ke CC 112," lanjutnya.
"Kemarin juga sudah komunikasi dengan penyedia 112 supaya ada WhatsApp (WA) bisnis khusus layanan 112, ketika nantinya tidak bisa terkoneksi, bisa melalui WA ini," tandasnya.
Editor : Khasan Rochmad