Cipto Rahayu (63), salah satu korban dalam tragedi pembacokan saat Salat Subuh berjamaah di Musholla Al-Manar, Desa Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, mengembuskan napas terakhir pada Senin (5/5/2025) sore.
Sebelumnya, Ia sempat menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Sosodoro Djatikoesoemo selama tujuh hari sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 14.55 WIB akibat luka parah di bagian kepala.
Jenazah Cipto Rahayu tiba di rumah duka sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung dimandikan serta dishalatkan. Suasana duka menyelimuti kediaman almarhum di Desa Kedungadem, tempat ratusan pelayat datang silih berganti hingga malam hari untuk menyampaikan belasungkawa dan mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum desa setempat.
Kepergian Cipto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan warga sekitar. Salah satu tetangga korban, Ibnu Hamzah, menyebut Cipto dikenal sebagai sosok yang baik, ramah, dan dermawan.
“Ya kehilangan mas, beliau orang yang baik. Kehilangan sekali,” ujar Hamzah.
Seperti diketahui, insiden pembacokan tersebut terjadi pada Selasa, (29/5/2025) saat jemaah tengah melaksanakan Salat Subuh berjamaah di Musholla Al-Manar. Pelaku bernama Sujito (67), yang merupakan tetangga korban, secara membabi buta menyerang tiga orang jemaah dengan senjata tajam.
Dalam kejadian itu, Abdul Aziz yang merupakan Ketua RT setempat tewas di tempat, sementara istrinya, Arik Wijayanti, mengalami luka bacok dan kini masih menjalani rawat jalan. Motif pembacokan diketahui dipicu oleh persoalan tanah dan dendam pribadi. Pelaku kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Bojonegoro. (Alfi Damayanti)
Editor : M Fakhrurrozi