LUMAJANG - Maraknya kasus pencurian sepeda motor yang menimpa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif 2025 di Kabupaten Lumajang membuat seluruh mahasiswa dari delapan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Jember dan Lumajang dipulangkan lebih awal. Keputusan ini diambil demi menjaga keamanan dan keselamatan para mahasiswa.
Total ada 1.328 mahasiswa yang ditarik dari 102 desa di Lumajang, terdiri dari 1.070 mahasiswa Universitas Jember (Unej) dan ratusan mahasiswa dari tujuh perguruan tinggi lainnya, termasuk UIN KHAS Jember. Penarikan dilakukan serentak pada Sabtu (9/8/2025), meski program KKN yang dimulai 15 Juli ini seharusnya berakhir pada 20 Agustus mendatang.
Pemicu penarikan ini adalah terjadinya dua kasus pencurian sepeda motor yang menyasar mahasiswa KKN. Kasus pertama terjadi pada 6 Agustus 2025 di Kantor Balai Desa Alun-Alun, Kecamatan Ranuyoso, menimpa mahasiswa Unej dan UIN KHAS Jember, dengan dua sepeda motor raib.
Dua hari kemudian, 8 Agustus, pencurian kembali terjadi di rumah Kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, dan kembali menyasar mahasiswa Unej. Dua sepeda motor kembali hilang dalam kejadian ini. Polisi saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.
Baca Juga : Motor Mahasiswa Dicuri, UNEJ Tarik Pulang Peserta KKN dari Lumajang
Sebagian mahasiswa mengaku kecewa harus pulang sebelum program kerja (proker) mereka tuntas, terlebih mereka sudah menjalin kedekatan dengan warga desa. Namun, mereka juga memahami keputusan kampus demi keselamatan bersama.
“Kami sedih karena program kerja belum tuntas. Padahal kami sudah berjanji kepada masyarakat bahwa kegiatan ini akan terlaksana. Tapi kami harus pulang, mungkin nanti akan kami lanjutkan,” ujar Safa Faiza, Mahasiswa Univesitas Jember yang KKN di desa Padang, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang. .
Baca Juga : Kisah Pilu Balita Asal Lumajang yang Lahir Tanpa Anus
“Kasus pencurian motor ini memang meresahkan. Tapi penarikan mahasiswa KKN ada sisi positifnya, karena mengurangi risiko dan demi keamanan kami,” kata Viska Yunita, mahasiswa lainnya.
Pembimbing KKN dari Universitas Lumajang, Eko Romadhoni, mengatakan keputusan ini diambil melalui pertimbangan yang cermat dan evaluasi dari laporan mahasiswa. Langkah ini dinilai sebagai opsi terbaik untuk menghindari korban lebih lanjut.
“Berdasarkan laporan yang kami terima, jika kegiatan ini diteruskan tidak akan membawa kemaslahatan bagi semua pihak. Keputusan ini diharapkan baik bagi pemerintah daerah, pemerintah desa, mahasiswa, maupun LP2M,” ujarnya.
Baca Juga : Domba Kontes Piala Bupati
Dengan penarikan ini, seluruh mahasiswa dari delapan perguruan tinggi negeri dan swasta yang tergabung dalam KKN Kolaboratif 2025 di Lumajang kini telah kembali ke kampus masing-masing, meninggalkan sejumlah program kerja yang belum rampung di desa-desa tempat mereka mengabdi. (*)
Editor : A. Ramadhan