BLITAR - Tingginya permintaan telur puyuh untuk program Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mendorong harga komoditas tersebut di Kabupaten Blitar melonjak signifikan. Lonjakan ini terjadi setelah banyak dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membeli telur puyuh dalam jumlah besar langsung dari peternak.
Harga di tingkat peternak yang sebelumnya berada di kisaran Rp 22.500 per kilogram (kg), sempat merangkak naik menjadi Rp 25.000 per kg. Dalam perkembangan terbaru, harga telur puyuh telah melonjak hingga menyentuh Rp 34.000 per kg.
Lonjakan harga diduga terjadi karena mulai menipisnya stok di tingkat peternak. "Stok berkurang karena banyak yang dibeli untuk program SPPG," ujar seorang sumber di kalangan peternak.
Kenaikan yang terjadi sejak sepekan terakhir ini menjadi angin segar bagi para peternak. Selain keuntungan meningkat, situasi ini dinilai dapat menutupi kondisi finansial mereka yang sebelumnya sering merugi akibat harga telur yang rendah.
Baca Juga : Belasan Tahun Jalan Rusak, Warga Butun Blitar Pasang Spanduk Protes
Nasrul Huda, seorang peternak puyuh asal Desa Pojok, Kecamatan Ponggok, mengaku bersyukur dengan kenaikan harga ini. "Saya bersyukur dengan naiknya harga telur puyuh," katanya.
Ia juga berharap harga telur puyuh dapat terus stabil dan tidak terjadi fluktuasi seperti sebelumnya, yang seringkali membuat peternak kelabakan. "Harapannya harga stabil, tidak naik-turun seperti dulu yang bikin peternak susah," tambah Nasrul.
Di sisi lain, para peternak juga meminta agar pemerintah dapat terus menyerap telur puyuh sebagai sumber protein tambahan dalam program MBG. Dengan penyerapan yang konsisten, harga di pasaran diharapkan dapat terjaga sehingga usaha peternakan puyuh tetap berkelanjutan.
Baca Juga : Lestarikan Permainan Tradisional, Ratusan Guru di Blitar Ikuti Lomba Balap Klompen
"Dengan program pemerintah yang terus berjalan, harga bisa terjaga dan usaha kami bisa tetap berjalan," harap Nasrul. (Moch. Asrofi)
Editor : JTV Kediri




















