JOMBANG - Peringati Hari Santri Nasional, para santri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang lakukan atraksi teatrikal penculikan KH Hasyim Asy'ari yang di gelar di halaman Universitas Hasyim Asy’ari pada Selasa (22/10/2024).
Dalam acara yang dihadiri Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz, para santri menampilkan atraksi teatrikal peperangan yang memukau, memperagakan momen bersejarah penculikan KH Hasyim Asy'ari oleh tentara Jepang.
Santri Tebuireng dengan berani memperagakan perlawanan, menggambarkan semangat jihad yang akhirnya melahirkan Resolusi Jihad dan perlawanan 10 November 1945 di Surabaya.
Peperangan teatrikal dimulai saat sekelompok tentara Jepang memasuki halaman Pondok Pesantren Tebuireng dan berusaha menculik KH Hasyim Asy'ari, tokoh sentral pesantren dan pemimpin spiritual perjuangan.
Tidak tinggal diam, para santri kemudian bergerak ke markas tentara Jepang untuk membebaskan KH Hasyim Asy'ari.
Peristiwa ini digambarkan sebagai titik awal munculnya perlawanan jihad yang kemudian melahirkan Resolusi Jihad, maklumat penting yang memicu perlawanan rakyat pada 10 November 1945.
Teatrikal tersebut digelar setelah Upacara Peringatan Hari Santri yang dipimpin langsung oleh Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz.
Dalam kesempatan itu, maklumat Resolusi Jihad dibacakan ulang, diiringi ikrar santri yang dipimpin oleh santri asal Papua, menambah kesakralan suasana.
KH Abdul Hakim Mahfudz menekankan pentingnya Hari Santri Nasional sebagai momentum untuk memperkuat spirit pembangunan bangsa.
"Kita harus terus mengingat perjuangan sejarah, dimana para tokoh islam, seperti kyai juga ikut menjadi bagian dari kemerdekaan." ungkapnya.
Ia juga menyoroti bahwa meskipun banyak catatan perjuangan kiai yang terlupakan, pihaknya akan terus menggugah dan mengingatkan nilai perjuangan serta semangat para kiai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Setelah upacara, rombongan PWNU Jawa Timur merencanakan ziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di empat pondok pesantren di Jombang, yaitu Ponpes Tebuireng, Ponpes Tambakberas, Ponpes Denanyar, dan Ponpes Rejoso Unipdu.
Peringatan Hari Santri Nasional di Tebuireng tidak hanya menjadi ajang mengenang sejarah, namun juga meneguhkan semangat kebangsaan dan keagamaan.(Saiful Mualimin/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe